Author : Yulia Yhupuu Lievya
Genre : Friendship & Romance
Cast : Han Yoori & Kim Jongin (Kai)
Leght : Ficlet
Rating ff: T
~Happy Reading~
"Orang bilang kadang kau tak bisa menyadari akan kehadiran cinta,
selain tak mampu membaca hati seseorang, sebuah kata cinta yang tak
terucap membuatnya menjadi rahasia yang hanya ia ketahui. Sampai pada
saatnya ia menghilang, kau akan menyadari bahwa ialah orang yang paling
kau butuhkan saat ini. Pada akhirnya.. kau hanya bisa membisikan kata
rindumu pada angin yang berhembus tenang".
***
[Han Yoori’s pov]
Jika saja cinta itu mudah diungkapkan, mungkin sedari dulu aku
sudah mengatakan tiga kata cinta kepadanya. Namun sebagai seorang
perempuan aku memutuskan menyimpanya sebagai rahasia yang hanya ku
ketahui, terlebih lagi dia adalah sahabat yang sudah begitu aku kenal.
Melihatnya seperti melihat cerminan diriku sendiri, tak ada satupun hal
dari dirinya yang tak aku ketahui.
Kim Jongin namanya,
sebuah nama yang terdengar begitu indah saat aku mengucapkannya, sahabat
sekaligus orang yang selalu ada untukku. Tentu saja, akupun berusaha
untuk selalu berada disisinya saat ia membutuhkanku, seperti saat ini..
saat ia mengungkapkan perasaanya pada Choi Hyemi, aku memandangnya dari
jauh dan kulihat gadis didepanya kini menunduk malu, semburat merah muda
menghiasi pipinya lalu ia mengangguk pasti dan Kai menarik gadis itu
kedalam peluknya. Mereka tersenyum bahagia dan saat itu pula aku tahu..
mereka sedang jatuh cinta.
“Aku berhasil ..” Kai mengucapkan kata pertamanya begitu berlari menghampiriku
“Dia menyukaiku juga “
Aku menangkap ekspresi bahagia yang terlukis di wajahnya. Ah,
sepertinya sore ini memang sesepi hatiku. Sosoknya yang berdiri beberapa
langkah saja dihadapanku entah mengapa malah terasa begitu jauh. Sangat
jauh seolah tak bisa ku gapai. Aku berusaha sekuat mungkin menahan air
mata yang kini berada dipelupuk, memaksa untuk meluncur bebas.
Aku mengalihkan tatapanku. Mendung dilangit sana kembali
menyelimuti langit yang abu dan angin yang kencang malah meruntuhkan
pertahananku, setetes air mata turun membasahi pipiku begitu saja. Tak
seharusnya aku menangis didepan Kai
“Kau kenapa Yoori-ya?”
Aku menggelengkan kepala, berusaha mencari satu dari ribuan kata yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
“Aku bahagia untukmu Kai”
Kai tersenyum manis lalu memelukku, seperti biasa ia mengusap
kepalaku lembut dan itu membuatku semakin berharap untuk menghilang
bersama matahari yang meredup. Bahkan di hari terakhirku bersamanya, aku
tak mampu untuk jujur akan perasaanku.
“Kau memang sahabat terbaikku, sebagai gantinya aku akan menemanimu pergi ke bandara nanti malam”
Aku menyeka air mataku dan menggelengkan kepala. Jika ia
mengantar kepergianku, aku tidak yakin aku bisa fokus belajar di Amerika
nanti. Kadang memilih untuk tak mengucapkan salam perpisahan terasa
jauh lebih baik.
“Omma akan mengantarkanku, kau tidak perlu khawatir Kai. Selain itu, bukankah kau harus mempersiapkan kencan pertamamu nanti?”
“tapi kau tau sendiri Yoori.. aku tak pernah berkencan sebelumnya dan aku rasa ini akan..”
Kai mengehentikan kalimatnya begitu aku memberikan sebuah buku tips kepadanya
“Tips untuk kencan pertama?” Kai bertanya sambil terkekeh
“Aku membelinya khusus untukmu"
“Ah, Kau benar-benar mengerti aku! Tapi.. mengenai kepergianmu, apa kau yakin tak mau ku antar?” Kai menatap lekat
“Tentu saja”
“Pulanglah Kai, kau harus segera bersiap untuk kencanmu nanti, terlambat di hari pertama bukanlah hal yang bagus” lanjutku
“tapi kau?”
“Masih ada hal yang harus aku urus, kau pulang duluan saja”
Kai menatapku tak yakin, namun Aku berusaha menyembunyikan sedihku
dengan senyuman yang kemudian aku berikan padanya. Kai mengangguk dan
menepuk pundakku
“Take care” Kai tersenyum dan berjalan meninggalkanku
Lingkungan sekolah sudah tampak kosong sedari tadi, mengingat
siswa lainya sudah pulang dan merayakan hari kelulusan bersama keluarga
maupun sahabat mereka. Dan disinilah aku, berdiri menatap siluetnya yang
semakin menjauh lalu beberapa detik kemudian menghilang begitu saja.
Angin yang berhembus tenang menerpa wajahku, daun-daun keemasan
mulai berjatuhan. Musim gugur yang sepi ini selalu menimbulkan kerinduan
yang tak tertepikan, padahal baru beberapa detik saja namja itu
meninggalkanku.
Aku kembali terisak dalam tangisku. Andai saja
ini adalah negeri dongeng, mungkin kisahku akan diakhiri dengan kalimat
'Mereka hidup bahagia selamanya', tapi aku bisa apa? Faktanya hidup ini
tak sesimple itu.
“Semoga kau bahagia, Kai"
***
[Author’s Pov]
Kai’s room
8:00 PM
“Oppa, Yoori eonnie menitipkan ini padaku”
Kai menatap adik perempuanya lekat lalu bertanya
“untukku?”
“Nde!”
Kim Hana segera meninggalkan ruangan Kai setelah memberikan surat
yang dititipkan untuk oppanya. Kai segera mengambil surat berpita biru
itu lalu mulai membaca kata-kata yang terangkai disana
{{ Dear Kim Jongin, sahabat sekaligus orang yang begitu berarti bagiku ... }}
Terimakasih telah menjagaku dan menjadi sahabat terbaik selama belasan
tahun. Aku tidak pernah mengira bahwa hari dimana aku harus berpisah
denganmu akan datang juga. Walapun aku tak ingin pergi, tapi baik aku
maupun kau tetap mempunyai kehidupan yang harus kita lanjutkan.
Ah, setidaknya kita masih berteduh dilangit yang sama dan berdiam di planet yang sama pula.
Orang bilang, kita bisa melupakan orang yang tertawa bersamamu tapi..
tak akan pernah bisa melupakan orang yang pernah menangis bersamamu. Dan
aku ingat saat itu, kau menangis bersamaku lalu meminjamkan bahumu
untuku bersandar. Kau selalu menemani hari-hariku saat ayah yang
kubanggakan pergi untuk selamanya dari hidupku.
kau selalu ada disana..
kau selalu ada untukku.
Terimakasih untuk segalanya Kai, Semoga kita bertemu lagi.
Your bestfriend :’)
{{ Han YooRi }}
Kai membaca deretan kalimat dari sahabatnya dengan seksama,
matanya berkaca begitu menyadari bahwa esok ia tak akan lagi melihat
gadis itu. Kadang jarak memang terasa begitu menyebalkan saat harus
memisahkan mereka yang berarti untuk kita.
Kai mengambil
buku pemberian Yoori tadi sore, karena buku tersebut adalah benda
terakhir pemberian Yoori, Kai berniat menyimpanya baik-baik. Ia berdiri
dan hendak meletakan buku itu dirak bagian atas namun tiba-tiba selembar
kertas terjatuh disela-sela halaman buku tersebut.
Kai
mengambilnya dan menyadari tak ada tinta yang tercoret disana, hanya
sebuah kertas kosong biasa.. namun saat ia membaliknya, dipojok kanan
tertulis kecil-kecil :
"Kim Jongin, kau tak cukup peka untuk menyadari bahwa aku mencintaimu selama belasan tahun..
kau tak cukup peka sehingga membiarkan orang yang mencintaimu sejak kecil, melihatmu mengucapkan kata cinta pada wanita lain
kau tak cukup peka.."
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar