Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 9
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum
~Happy Reading~
Suzy POV
“AAAAAAAAAAAAAAAA…..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! apa yang kau lakukan di dalam kamarku pagi-pagi begini heh!”
Aku terkejut dan tak menyangka. Senpay Lee tidur di kursi kamarku saat
aku membuka mataku pagi ini. Ku kira aku sedang bermimpi atau apapun
sejenis itu. Tapi ternyata tidak, ini semua nyata. Terbukti saat aku
melakukan ini..
“AW!! Apa yang kau lakukan! Tadi kau sudah
berteriak dan membuat telingaku hamper pecah. Dan sekarang kau
mencubitku. Sebenarnya apa salahku!”
Aku terdiam sejenak,
mencoba mengingat-ingat kembali saat-saat sebelum aku menutup mataku.
Aku kembali duduk di atas kasurku yang embuk. Apa yang terakhir kali aku
lakukan?
“a!”
Aku berteriak singkat dan membulatkan
mataku. Pandanganku mengarah pada Senpay Lee yang sedang menyisir
rambutnya di meja riasku. Pandanganku was-was dan sikapku benar-benar
nampak terkejut.
“apa? Kau tidak suka aku meminjam sisirmu?
Baiklah, akan ku kembalikan” ia mulai meletakkan sisirku. Tapi karna
tatapan anehku padanya, ia kembali melanjutkan. “kenapa kau menatapku
seperti itu? Kau membuatku merasa risih” raut wajahnya mulai nampak
aneh.
“Senpay Lee, apa yang kau lakukan di kamarku sementara rumah ini hanya ada aku? Kau tidak…”
“hust! Apa yang kau bicarakan? Justru aku di sini untuk menjagamu. Aku
takut kalau-kalau bangun tidur kau akan melompat dari lantai 2 ini”
“apa maksudmu Senpay Lee? Aku melompat dari lantai 2? Enak saja. Aku
juga masih ingin hidup!” aku mulai cemberut dan semakin bingung dengan
apa yang ia bicarakan.
“apa kau lupa? Semalam kau meminum 2
gelas soju. Kau mabuk berat, dan malah kau pingsan di tempat. Seharusnya
kau berterimakasih padaku karna telah membawamu pulang dan membayarkan
soju itu untukmu. Bikan malak membentakku dan berfikiran macam-macam
tentang aku!”
Aku mabuk? Aku mulai mencerna kata demi kata
yang diucapkan oleh Senpay Lee. Sampai aku mulai tersadar. ya, aku
bahkan sempat menyebut nama Senpay Lee sebelum aku pingsan.
“bagaimana? Kau sudang ingat?” Senpay Lee nampak sabar menungguku untuk berfikir.
“ya ya, aku sudah ingat. Maafkan aku karna aku telah mengira kau
melakukan yang tidak-tidak. Sebaiknya kau pulang Senpay Lee. Aku harus
segera berangkat sekolah”
_skip
Waktu sekolah telah
usai. Aku mulai berjalan meninggalkan halaman sekolah dan mencari
seseorang yang akan menjemputku. Aku mengarahkan pandanganku ke segala
arah seraya sedikit berjinjit untuk memperluas jarak pandangku.
“Suzy!”
Itu dia. Donghae telah siap menungguku di depan gerbang. Namun sayang,
karna dia memanggilku, semua orang jadi tau kalau siang ini aku di
jemput oleh adik seorang pelatih karate yang telah banyak di bicarakan
di SMA KIRIN.
“lihat! Bukankah itu Donghae yang tampan itu?”
“iya. Dia adik Senpay Lee, pelatih karate kita!”
“tapi mengapa dia menjemput Suzy?”
“apa mereka berpacaran? Yang benar saja?”
Huft.. banyak yang mulai berbicara tentang kami. Karna masih banyak
yang harus aku kerjakan, jadi aku tidak bisa meladeni mereka satu per
satu. Coba saja kalau aku tidak ada janji dengak Donghae, mulut mereka
akan tersumpal oleh sepatu mereka masing-masing.
Aku dan
Donghae menuju ke toko perhiasan. Walau pun aku seorang Bae Soo Ji,
putri dari ayahku yang terkenal sangat kaya. Sebagai seorang wanita aku
tetap terpukau dengan kemewahan toko perhiasan ini. Apa lagi toko ini
memiliki warna dominan putih dan perak, juga sedikit sentuhan warna
emas. Donghae selalu mengajakku berbelanja di tempat yang telah memiliki
nama dan terkenal kemewahannya. Kata Donghae, di tempat-tempat seperti
itu akan terjamin kualitas barangnya.
“yang mana menurutmu Suzy? Perak atau emas?”
“bukankah baju yang kemarin kita beli berwarna merah? Kenapa tidak
yang ini saja? Perak dengan permata berwarna merah. Ini sangat cocok
dengan dres yang kemarin”
“kau benar, tapi coba kau juga
mencoba yang ini. Kalung perak dengan bandul berbentuk mahkota. Kau akan
seperti putrid raja. Hahaha!”
Entah, apakah Donghae ingin
memuji ku atau menertawai ku. Namun saat aku memakai kalung pilihannya,
dia berhenti tertawa dan nampak terpesona melihatku.
“ku rasa aku memang seperti putrid raja. Lihat, pangeran yang diidamkan oleh semua wanita telah terpesona olehku. Haha!”
Donghae nampak tersipu. Usai membeli barang yang kami butuhkan,
Donghae segera mengantarku pulang ke rumah. Aku sangat senang karena
perutku telah lama bernyanyi ria. Berharang menemukan ramen atau makanan
lainnya dalam kulkas.
“terimakasih telah menjemputku”
“tak masalah. Aku pulang dulu”
aku segera bergegas masuk rumahku dan segera membuka pintu kulkas. aku benar-benar snagat lapar!
“apa?! Tidak ada makanan? Yang benar saja. Huft.. aku harus pergi ke toko roti”
Kembali aku keluar rumah dan mengunci pintu. Aku pergi ke toko roti
menaiki taxi. Dan sampailah aku di tempat yang ku tuju. TOKO ROTI.
Aku berjalan perlahan dengan membawa Loyang dan penjepit roti di
tanganku. Memilih-milih roti yang aku rasa dapat menghilangkan rasa
laparku. Coklat? Vanilla? Atau pandan? Aku sangat lapar hingga bingung
untuk memilih. Mungkin roti rasa buah yang lebih tepat.
“kak, apa ini yang kau cari dari tadi? Roti pisang kesukaanmu”
Tunggu, bukankah itu Meng Jia? Lawan mainku saat turnamen lalu. Siapa
yang ia panggil? Dan, bikankah pisang adalah buah kesukaan Senpay Lee?
“ah, terimakasih sayang. Memang ini yang aku cari. Aku sangaaatt mencintaimu!”
Itu memang Senpay Lee! Apa mereka berpacaran selama ini? Seketika itu
juga, air mataku terjatuh tanpa aba-aba. Hatiku seperti terasa tersayat
duri saat Senpay Lee dan Meng Jia nampak mesra dalam toko roti itu.
Entah perasaan apa yang aku rasakan saat ini. Hatiku benar-benar hancur
berkeping-keping.
Aku mulai pergi meninggalkan toko itu tanpa
membeli sepotong roti pun. Rasa sedih ini telah mengalahkan laparku. Aku
terus menangis di kursi taman kota ini. Musim gugur telah berlalu dan
musim dingin hampir tiba. Tapi aku tidak memperdulikan pakaianku yang
bisa di bilang tidak dapat menghangatkan tubuhku. Aku lebih tak
menyangka bahwa Senpay Lee yang tadi malam menjagaku sampai pagi,
ternyata kini telah memiliki kekasih. Yaitu Meng Jia. Sampai saat aku
merasakan rasa hangat jas yang menyelimutiku dari belakang. Siapa pun
itu yang member jas ini, aku tak peduli. Aku masih sibuk dengan
tangisanku.
“semua orang berbelanja membeli coklat panas dan mencari jaket untuk menghangatkan tubuhnya.”
“Senpay Lee, dimana Jia? Bukankuah kau tadi bersamanya?”
“bagaimana kau bisa tau?”
“sudahlah. Aku ingin pulang”
“sendiri? Dengan air matamu yang mulai membeku? Biar aku antar”
Aku hanya diam di dalam mobil tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Aku
memilih meihat ke luar jendela ketimbang berbicara dengan Senpay Lee.
Entah mengapa, ku rasa aku terbakar oleh api cemburu.
“walau
kau masih tidak mau berbiara padaku, tapi jagalah dirimu. Dan lagi,
jangan lupa makan. Aku tak ingin kau sakit kelaparan”
Kkrrwwwkkk… (anggep suara perut laper) makan? Ch, sial…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar