Sabtu, 01 Maret 2014

[Freelance] My Coach My Love part 9

Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 9
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum

~Happy Reading~

Suzy POV

“AAAAAAAAAAAAAAAA…..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! apa yang kau lakukan di dalam kamarku pagi-pagi begini heh!”

Aku terkejut dan tak menyangka. Senpay Lee tidur di kursi kamarku saat aku membuka mataku pagi ini. Ku kira aku sedang bermimpi atau apapun sejenis itu. Tapi ternyata tidak, ini semua nyata. Terbukti saat aku melakukan ini..

“AW!! Apa yang kau lakukan! Tadi kau sudah berteriak dan membuat telingaku hamper pecah. Dan sekarang kau mencubitku. Sebenarnya apa salahku!”

Aku terdiam sejenak, mencoba mengingat-ingat kembali saat-saat sebelum aku menutup mataku. Aku kembali duduk di atas kasurku yang embuk. Apa yang terakhir kali aku lakukan?

“a!”

Aku berteriak singkat dan membulatkan mataku. Pandanganku mengarah pada Senpay Lee yang sedang menyisir rambutnya di meja riasku. Pandanganku was-was dan sikapku benar-benar nampak terkejut.

“apa? Kau tidak suka aku meminjam sisirmu? Baiklah, akan ku kembalikan” ia mulai meletakkan sisirku. Tapi karna tatapan anehku padanya, ia kembali melanjutkan. “kenapa kau menatapku seperti itu? Kau membuatku merasa risih” raut wajahnya mulai nampak aneh.

“Senpay Lee, apa yang kau lakukan di kamarku sementara rumah ini hanya ada aku? Kau tidak…”

“hust! Apa yang kau bicarakan? Justru aku di sini untuk menjagamu. Aku takut kalau-kalau bangun tidur kau akan melompat dari lantai 2 ini”

“apa maksudmu Senpay Lee? Aku melompat dari lantai 2? Enak saja. Aku juga masih ingin hidup!” aku mulai cemberut dan semakin bingung dengan apa yang ia bicarakan.

“apa kau lupa? Semalam kau meminum 2 gelas soju. Kau mabuk berat, dan malah kau pingsan di tempat. Seharusnya kau berterimakasih padaku karna telah membawamu pulang dan membayarkan soju itu untukmu. Bikan malak membentakku dan berfikiran macam-macam tentang aku!”

Aku mabuk? Aku mulai mencerna kata demi kata yang diucapkan oleh Senpay Lee. Sampai aku mulai tersadar. ya, aku bahkan sempat menyebut nama Senpay Lee sebelum aku pingsan.

“bagaimana? Kau sudang ingat?” Senpay Lee nampak sabar menungguku untuk berfikir.

“ya ya, aku sudah ingat. Maafkan aku karna aku telah mengira kau melakukan yang tidak-tidak. Sebaiknya kau pulang Senpay Lee. Aku harus segera berangkat sekolah”

_skip

Waktu sekolah telah usai. Aku mulai berjalan meninggalkan halaman sekolah dan mencari seseorang yang akan menjemputku. Aku mengarahkan pandanganku ke segala arah seraya sedikit berjinjit untuk memperluas jarak pandangku.

“Suzy!”

Itu dia. Donghae telah siap menungguku di depan gerbang. Namun sayang, karna dia memanggilku, semua orang jadi tau kalau siang ini aku di jemput oleh adik seorang pelatih karate yang telah banyak di bicarakan di SMA KIRIN.

“lihat! Bukankah itu Donghae yang tampan itu?”

“iya. Dia adik Senpay Lee, pelatih karate kita!”

“tapi mengapa dia menjemput Suzy?”

“apa mereka berpacaran? Yang benar saja?”

Huft.. banyak yang mulai berbicara tentang kami. Karna masih banyak yang harus aku kerjakan, jadi aku tidak bisa meladeni mereka satu per satu. Coba saja kalau aku tidak ada janji dengak Donghae, mulut mereka akan tersumpal oleh sepatu mereka masing-masing.

Aku dan Donghae menuju ke toko perhiasan. Walau pun aku seorang Bae Soo Ji, putri dari ayahku yang terkenal sangat kaya. Sebagai seorang wanita aku tetap terpukau dengan kemewahan toko perhiasan ini. Apa lagi toko ini memiliki warna dominan putih dan perak, juga sedikit sentuhan warna emas. Donghae selalu mengajakku berbelanja di tempat yang telah memiliki nama dan terkenal kemewahannya. Kata Donghae, di tempat-tempat seperti itu akan terjamin kualitas barangnya.

“yang mana menurutmu Suzy? Perak atau emas?”

“bukankah baju yang kemarin kita beli berwarna merah? Kenapa tidak yang ini saja? Perak dengan permata berwarna merah. Ini sangat cocok dengan dres yang kemarin”

“kau benar, tapi coba kau juga mencoba yang ini. Kalung perak dengan bandul berbentuk mahkota. Kau akan seperti putrid raja. Hahaha!”

Entah, apakah Donghae ingin memuji ku atau menertawai ku. Namun saat aku memakai kalung pilihannya, dia berhenti tertawa dan nampak terpesona melihatku.

“ku rasa aku memang seperti putrid raja. Lihat, pangeran yang diidamkan oleh semua wanita telah terpesona olehku. Haha!”

Donghae nampak tersipu. Usai membeli barang yang kami butuhkan, Donghae segera mengantarku pulang ke rumah. Aku sangat senang karena perutku telah lama bernyanyi ria. Berharang menemukan ramen atau makanan lainnya dalam kulkas.

“terimakasih telah menjemputku”

“tak masalah. Aku pulang dulu”

aku segera bergegas masuk rumahku dan segera membuka pintu kulkas. aku benar-benar snagat lapar!

“apa?! Tidak ada makanan? Yang benar saja. Huft.. aku harus pergi ke toko roti”

Kembali aku keluar rumah dan mengunci pintu. Aku pergi ke toko roti menaiki taxi. Dan sampailah aku di tempat yang ku tuju. TOKO ROTI.

Aku berjalan perlahan dengan membawa Loyang dan penjepit roti di tanganku. Memilih-milih roti yang aku rasa dapat menghilangkan rasa laparku. Coklat? Vanilla? Atau pandan? Aku sangat lapar hingga bingung untuk memilih. Mungkin roti rasa buah yang lebih tepat.

“kak, apa ini yang kau cari dari tadi? Roti pisang kesukaanmu”

Tunggu, bukankah itu Meng Jia? Lawan mainku saat turnamen lalu. Siapa yang ia panggil? Dan, bikankah pisang adalah buah kesukaan Senpay Lee?

“ah, terimakasih sayang. Memang ini yang aku cari. Aku sangaaatt mencintaimu!”

Itu memang Senpay Lee! Apa mereka berpacaran selama ini? Seketika itu juga, air mataku terjatuh tanpa aba-aba. Hatiku seperti terasa tersayat duri saat Senpay Lee dan Meng Jia nampak mesra dalam toko roti itu. Entah perasaan apa yang aku rasakan saat ini. Hatiku benar-benar hancur berkeping-keping.

Aku mulai pergi meninggalkan toko itu tanpa membeli sepotong roti pun. Rasa sedih ini telah mengalahkan laparku. Aku terus menangis di kursi taman kota ini. Musim gugur telah berlalu dan musim dingin hampir tiba. Tapi aku tidak memperdulikan pakaianku yang bisa di bilang tidak dapat menghangatkan tubuhku. Aku lebih tak menyangka bahwa Senpay Lee yang tadi malam menjagaku sampai pagi, ternyata kini telah memiliki kekasih. Yaitu Meng Jia. Sampai saat aku merasakan rasa hangat jas yang menyelimutiku dari belakang. Siapa pun itu yang member jas ini, aku tak peduli. Aku masih sibuk dengan tangisanku.

“semua orang berbelanja membeli coklat panas dan mencari jaket untuk menghangatkan tubuhnya.”

“Senpay Lee, dimana Jia? Bukankuah kau tadi bersamanya?”

“bagaimana kau bisa tau?”

“sudahlah. Aku ingin pulang”

“sendiri? Dengan air matamu yang mulai membeku? Biar aku antar”

Aku hanya diam di dalam mobil tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Aku memilih meihat ke luar jendela ketimbang berbicara dengan Senpay Lee. Entah mengapa, ku rasa aku terbakar oleh api cemburu.

“walau kau masih tidak mau berbiara padaku, tapi jagalah dirimu. Dan lagi, jangan lupa makan. Aku tak ingin kau sakit kelaparan”

Kkrrwwwkkk… (anggep suara perut laper) makan? Ch, sial…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar