Sabtu, 01 Maret 2014

[Freelance] My Coach My Love part 4

Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 4-5
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum


~Happy Reading~

*Suzy Pov*

Aku yakin aku bisa, ya! Aku pasti bisa. Aku dan lawanku Jia saling memukul. Berusaha mendapatkan point tertinggi. Suasana semakin menegang di tengah jalannya permainan kami.

“jaga jarakmu!! Perhatikan pukulan itu!!” walaupun aku masih tetap mendengar teriakan Senpay Lee yang terdengar jelas, memecah kesunyian pertandingan ini.
BUGH..!!

Yes! Aku berhasil memukulnya tepat di bagian perut. Aku berhasil mengalahkan Meng Jia dari Jepang ini. Sebentar aku menengok ke arah Senpay Lee dengan sedikit tersenyum puas.

HYAAK…!!! Aww!

“cukup” karena kepuasanku aku malah menjadi lengah. Meng Jia berhasil memukulku dengan mulus dan sebuah teriakan. Setidaknya aku lebih dulu memukulnya. Jadi pastilah aku pemenangnya.

“pemenangnya adalah Meng Jia” apa??! Tapi bagaimana? Arrgh.. aku merasa sangat marah.

“tapi bagaimana….” Protesku berhenti saat aku melihat tatapan Senpay Lee yg memaksaku untuk diam. Jia menulurkan tangannya untuk bersalaman denganku. Huh.. aku hanya menepuk dan menginggalkannya pergi.

_skip_

“tapi bagaimana mungkin?” aku memulai protesku di sepanjang perjalanan. Aku masih belum mengerti mengapa aku yang kalah dalam pertandingan ini.

“apa aku mengajarkanmu untuk sombong? Untuk lengah? Merasa puas? Suzy, kau tidak teriak sama sekali, bagaimana kau bisa mendapat point?” perkataannya benar juga. Lagi-lagi ini semua salahku.

“tapi Senpay Lee, berarti kau bukan pelatih berkualitas. Atau bisa dibilang pelatih abal-abal. Kau tidak bisa mendidikku untuk menjadi seorang pemenang” jawabku santai.

Semalam telah terlewati. Ku rasa ini hari yang menyebalkan. Bibi tetap saja menyuruhku untuk berangkat ke sekolah. Apalagi semalam aku tidak dapat tidur. Hoams.. benar, aku sangatlah mengantuk.

“Suzy, apa semalam kau tidak tidur?” tadi malam Yuri datang ke rumahku, tapi tetap saja ia selalu menanyakan kabarku.

“diamlah Yuri, bantu saja aku supaya tidak terlihat oleh guru. Aku akan tidur” kataku dengan nada yang sangat malas.

“tenanglah. Sekarang jam kosong. Kau dapat tidur sepuasmu tuan putri”

Aku mulai meletakkan kepalaku di atas meja dan mulai memejamkan mata. Emosi, penat, mungkin dapat kulupakan sejenak dengan kebiasaanku ini. Tidur di kelas.

“bangun!”

“diam! Kenapa kau berisik sekali?!!” siapa yang berani mengganggu waktu spesialku? Benar-benar orang yang menyebalkan.

“rapihkan rambutmu dan cepatlah ikut denganku” Senpay Lee? Kenapa dia bisa ada di sini? Dan, ternyata suasana kelas telah tenang. Sangat tenang. Yeah, semua mata tertuju padaku.

“mengapa kau masuk kelas ku?” bisikku pada Senpay Lee.

“aku hanya ingin menunjukkan padamu kalau aku bukan pelatih abal-abal” jawabnya juga berbisik dengan sedikit menunduk ke arahku.

“ekhem! Tapi Senpay Lee, aku tidak membawa seragam karate saat ini” ucapku keras sembari membuang pandanganku dari arahnya.

“maaf kalau aku mengganggu. Tapi kau membawanya Suzy, ini” Yuri angkat bicara dan menunjukkan seragam karate dari dalam tasku.

“tapi, bagaimana bisa? Aku tidak memasukkannya dalam tasku. Senpay Lee, apa kau tau kalau ini jam belajar-mengajar? Jadi kau tidak berhak membawaku keluar kelas” kataku dengan duduk santai.

“aku telah meminta Yuri untuk menyiapkan seragammu. Dan soal pelajaran, aku telah meminta izin pada guru kelasmu” jawabnya dengan nada menang. Ya! Aku kalah darinya.

Dengan berjalan lemas penuh terpaksa. Aku mengikutinya dari belakang. Terus melangkah dan sampai pada tujuan. Halaman depan.

Kami terus berlatih. Ekhem. bukan kami, tapi aku. Senpay Lee hanya duduk di bawah pohon ditemani segelas minuman dingin. Tapi tetap saja, matanya selalu was-was mengamatiku.

“hey, hey, hey! Kenapa kau berteduh? Lakukanlah itu di tempat yang panas. Itu, di tengah halaman” cerewet sekali orang ini! Apa dia seorang kanibal? Dia menginginkanku untuk matang terpanggang panasnya matahari.

Lelah, panas, emosi, semua tercampur dalam benakku. 3 jam telah aku lewati hanya melakukan pukulan saja. HANYA PUKULAN. Akh! Tulang ini serasa mau patah.

Lihatlah sekelilingku. 3 jam telah berlalu, bel istirahat pun telah berbunyi. Alhasil, semua siswa berkerumun melihat pelatihanku siang ini. Namun aku sedikit merasa senang saat melihat kedua eonniku. Siapa lagi? Taeyeon eonni dan Sunny eonni. Dengan tatapanku, ku beri kode pada mereka dan mereka pun mengacungkan jempol tanda mengerti maksudku.

“Senpay Lee, aku telah melakukan pukulan selama 3 jam. Tidak adil bila aku tidak mempraktekannya” ucapku memancing Senpay Lee untuk mendekat padaku.

“lalu? Kau ingin melawanku?” jawabnya menebak dengan berjalan santai ke arahku. Sejenak aku melirik kedua eonniku yang telah siap dengan alat-alat mereka. Aku pun tersenyum kecut padanya.

“kalau memang boleh, ayo kita mulai. Satu,,dua,,tiga,, SERANG!!” teriakku membuat Senpay Lee sedikit bingung.

“serang? Seharusnya mula…” ucapnya berhenti saat melihat Taeyeon eonni mengikat tangannya ke belakang dan Sunny eonni mengikat kedua kakinya menjadi satu. Rencana kami sukses. Senpay Lee tidak dapat berbuat apa-apa selain melompat dan sulit mengendalikan keseimbangan.

“Suzy, kini giliranmu!” teriak Sunny eonni kemudian menyingkir bersama Taeyeon eonni.

“maaf Senpay Lee. Tapi kau telah mempermalukan aku berulang kali. Dan aku memiliki kesempatan kali ini. Bukankah kesempatan tidak datang 2 kali?” ujarku meledek dan mendekat pada Senpay Lee. Sejenak ku berikan senyuman manisku dan ku dorong dia hingga terjatuh. Tenang saja, aku masih punya perasaan. Aku mendorongnya hanya untuk membuat dia terjatuh.

“Suzy! Apa yang kau lakukan?” Yuri menghampiriku dan melepas ikatan tangan dan kaki Senpay Lee. Dan itu membuat tatapan Senpay Lee Hyuk Jae yang masih tersungkur Nampak mengerikan.

“Yuri! kenapa kau lepas talinya? Dia bisa menjadi buas dan akan menggigitmu!!” aku berteriak di halaman yang sedikit tenang karena kerumunan tadi telah pergi. Setelah menunjukkan wajahku yang Nampak ketakutan seperti melihat singa lepas dari kandang, aku pun lari menjauh karena takut pada Senpay Lee.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar