Sabtu, 01 Maret 2014

[Freelance] My Coach My Love part 10

Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 10
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum

~Happy Reading~

 *sudut pandang Suzy*

(play ost : Suzy ~ so many tears 01:16-01:45)

Matahari telah nampak tinggi di atas langit. Ku rasa matahari telah mengerti keadaanku saat ini. Ia setia menemani di saat semua orang yang dekat denganku telah menjauh dariku. Yuri, ku rasa aku merindukannya sekarang. Tak ada ocehannya yang selalu terdengar di telingaku, perintah-perintahnya padaku seperti seorang ibu tiri, aku merasa kesepian tanpa dirinya. Dan kini Senpay Lee, ku rasa dia tidak memiliki perasaan yang sama denganku. Aku tak menyangka bahwa dia memilih Jia dari pada aku. Sudah dapat dipastikan tentunya, Jia memang sangat ahli dalam permainannya. Aku memang tidak memiliki siapa-siapa saat ini. Ha! Aku masih memiliki kak Taeyeon dan kak Sunny. Walaupun mereka telah lulus, siapa tau mereka masih dapat menolongku. Aku akan ke rumah kak Taeyeon, pasti kak Sunny juga ada disana.

“apa? Yuri meninggalkanmu hanya karna soal itu? Benar-benar keterlaluan! Dia tidak cocok untuk menjadi sahabatmu Suzy”

Aku menceritakan semua cerita tentang Yuri dan aku pada kak Sunny. Dugaanku benar, dia sedang ada di rumah kak Taeyeon. Kami berbincang-bincang di dalam kamarnya. Kak Sunny serius mendengarkanku, sedang kak Taeyeon sibuk memperciapkan camilan untuk obrolah siang kami bertiga.

“sebenarnya aku sedih bukan hanya karena Yuri, tapi juga karna Senpay Lee”

Aku menundukkan wajahku dengan wajah lesu. Ucapanku menarik perhatian kak Taeyeon untuk ikut mendengarkan ceritaku. Beberapa pendapat mereka pun satu per satu mulai muncul.

“wah, apa dia menghukummu lagi?” kata kak Taeyeon penasaran.

“kalau memang benar begitu. Sini, bawa dia kemari! Kita lihat siapa yang paling hebat dalam beladiri” sahut kak Sunny terpancing emosi.

“bukan itu. Tapi,,,,”

suaraku mulai paruh akibat tangisanku yang telah sedari tadi tidak aku sadari. Ini membuat kak Sunny menurunkan kedua kepalan tangannya dan mereka mendekat pelan tanda rasa iba padaku.

“katakana saja. Kami kan kakakmu. Jangan ada yang disembunyikan dari kami” lembut kak Taeyeon mengelus pipiku, menghapus air mataku.

“sebenarnya,, Senpay Lee…” ucapku ragu-ragu mengingat dulu kami menilai negatif tentang Senpay Lee.

“ada apa dengannya?” mereka semakin penasaran.

“aku menyukainya” suaraku lirih namun jelas. Aku menundukkan wajahku lagi karna malu.

“HA!”
“APA!”

Bukannya merasa semakin kasihan padaku, justru mereka sangat terkejut dan melompat mundur saking kagetnya. Beberapa detik mereka mempertahankan posisi dan ekspresi kaget mereka dengan mata membulat dan mulut sedikit menganga. Tangan mereka menumpu ke belakang untuk menyangga tubuh mereka yang condong ke belakang.

“apanya yang salah? Katanya tidak boleh ada yang disembunyikan” manjaku pada mereka.

“maaf” jawab ereka bersamaan.

“apa kalian bisa menemaniku sepanjang saat agar aku tidak merasa kesepian?” aku mulai memohon dengan puppy eyes yang memelas.

“maaf Suzy, kami akan masuk asrama di di universitas kami. Kami akan kuliah” sesal kak Taeyeon memberi kabar.

“tapi, tapi,, kami akan mengunjungimu saat kami lulus nanti. Oke?!” ramah kak Sunny mencoba membangkitkan semangatku. Tapi tetap saja, aku merasa kecewa pada mereka. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, aku pergi meninggalkan mereka dengan tatapan kosong lesu. Aku berjalan sendiri di trotoar tanpa tujuan. Entahlah. Aku tak tau lagi harus pergi kemana lagi.

*sudut pandang Author*

Sementara itu, Yuri sedang melamun di mejanya. Entah apa yang ia lamunkan tapi sepertinya ia sedang melamunkan sahabatnya, Suzy.

“untuk apa aku memikirkannya. Dia penghianat!”

Ting Tong… Ting Tong…

Bel rumah Yuri berbunyi. Gegas ia berjalan dan merapihkan rambuntnya. Perlahan ia membuka pintu dan mengucapkan salam.

“selamat da…..tang? tidak ada siapa-siapa di sini”

tidak ada orang di luar. Tapi terdapat sebuah kado berwarna merah dengan pita kuning menghiasinya. Dengan ragu, Yuri memungut kotak kado itu dan membawanya masuk. Ia duduk di ruang tamu dan membuka kado itu.

“hm? Sebuah dres. Ini bagus, tapi seperti pernah aku luhat sebelumnya”

Sebuah dres terlipat rapi di dalam sana. Ya, wajar bila Yuri merasa pernah melihat dres itu sebelumnya. Warna, model, bahkan hiasannya pun sangat mirip dengan dres yang pernah di coba oleh Suzy saat di toko baju bersama Donghae. Terdapat secarik kertas di dalam kotak itu. Yuri mulai membacanya.

“kau sangat cantik seperti bunga musim semi, kulitmu putih seperti salju hari ini. Pakailah dres merah ini dan datanglah ke taman kota. Aku menunggumu”

Yuri mengerutkan alisnya. Ia tidak tau harus menunjukkan ekspresi apa. Senang? Ataukah bingung? Tak ada nama pengirimnya disana. Hanya ada sebuah tulisan ‘I LOVE U’ dibagian bawah kertas itu.

Tanpa pikir panjang, Yuri berdandan cantik dan memakai dres merah yang baru saja ia dapatkan. Yuri sangat cantik dengan dres merah itu di tengah putihnya salju kota. Segera ia menaiki mobilnya dan menuju taman kota untuk menemui orang misterius yang telah mengundangnya.

“mawar merah. Bagaimana ia tau kalau aku suka mawar merah?”

Yuri berjalan mengikuti mawar yang berjajar indah. Mawar merah yang tertata rapi di setiap mata memandang dan dihiasi putihnya salju yang nampak berkilauan, membuat suasana romantic melekat pad ataman kota itu. Yuri masih belum menemukan sosok misterius yang ia cari. Yuri pun duduk di kursi taman dengan setangkai mawar merah di tangannya. Sampai datang seorang pria tampan datang mendekatinya.

“sudah lama menunggu? Apa kau suka taman ini? Kau suka mawar putih ‘kan?”

“kak, kak,, kak Donghae?”

Yuri sangat terkejut dan tak menyangka bahwa seseorang itu adalah Donghae yang sangat ia cintai. Yuri hanya dapat menebarkan senyum manisnya tanpa ragu-ragu lagi.

“aku sangat suka kejutan ini. Aku tak menyangka bahwa kak Donghae lah yang memberiku kejutan seindah ini. Ini sangat romantis. Dres merah, mawar merah, bagaimana kau bisa tau kalau aku suka warna merah?” ungkap Yuri sumringah.

“aku masih ada yang lain lagi. Ini.”

Donghae menunjukkan sebuah kalung perah berhiaskan permata merah yang sangat indah.

“I,,I,,ini untukku?” gugup Yuri.

“tentu”

Donghae segera memakaikan kalung itu pada leher Yuri. Mereka berdua nampak sangat romantis dengan diguyur salju dan dilindungi oleh banyaknya bunga mawar yang telah disiapkan oleh Donghae.

“yuri” panggil Donghae seraya berlutut dengan setangkai bunga mawar merah di tangannya.

“maukah kau menjadi kekasihku?” lanjutnya.

Yuri berfikir sejenak sembari sedikit menggigit bibirnya karena sangat bingung. Tiba-tiba ingatan Yuri tentang Donghae dan Suzy kembali melintas dalam kebingungannya.

“tapi kak, bagaimana dengan Suzy?”

“apa maksudmu?” bingung Donghae tak mengerti.

“bukankah seharusnya dres ini untuk Suzy? Aku melihat kalian membeli dres merah ini, ke toko bunga, dan juga ke toko perhiasan. Bukankah sesungguhnya semua itu untuk Suzy” murung Yuri menundukkan wajahnya.

“jadi, kau telah mengetahui semuanya? Hah.. bukan kejutan namanya” kicau Donghae berdiri dan menaruh kedua tangannya di pinggang mencoba membuat Yuri tertawa dalam kesebalan Donghae.

“sebenarnya, apa hubungan kalian selama ini?” kini Yuri telah berani menanyakan semua keingin tauannya tentang Suzy dan Donghae.

“aku? Dan Suzy? Aku mengajaknya berbelanja barang-barang yang mungkin kau suka. Bukankah kalian bersahabat? Jadi ku rasa dia tau segala kesukaanmu. Dan dia kan juga seorang wanita, jadi mungkin selera kalian akan hamper sama” Donghae menjelaskan hubungan sesungguhnya antara Donghae dan Suzy. Yuri pun kembali teringat akan perkataan Suzy saat latihan karate lalu, ‘berhenti berkata seperti itu! Dan apa maksudmu berkata berhianat?! Asal kau tau saja, aku tidak seperti yang kau bayangkan!!’. Sekejap, airmata Yuri menetes tanpa gerakan sedikitpun. Ia diam terpaku merasa bersalah.

“Yuri, kau tak apa? Kenapa kau menangis?” Donghae menghapus air mata Yuri dengan tangannya.

“Suzy. Aku telah bersalah padanya. Kak Donghae, aku harus segera mencari Suzy” ucap Yuri dengan suara paruhnya.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar