Sabtu, 01 Maret 2014

[Freelance] My Coach My Love part 8

Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 8
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum

~Happy Reading~

 *Author pov*

“Suzy? Yuri? Ada apa dengan kalian berdua?”

Eunhyuk merasa sangat heran akan tingkah Suzy dan Yuri kali ini. Yang benar saja, mereka berdua memilih tempat yang sangat berjauhan saat berlatih. Tidak sepeti biasanya yang selalu bersama-sama.

“Tidak ada” singkat Yuri. Tak biasanya Yuri begitu dingin seperti sekarang.

“kau yakin Yuri?” heran Eunhyuk mengernyitkan dahi.

“sebenarnya tidak. Tapi,, tanyakan saja pada SAHABATKU SUZY” jawab Yuri sembari mengarahkan pandangannya pada Suzy dan member tekanan pada kalimat ‘sahabatku Suzy’.

“apa maksudmu?!” bentak Suzy merasa tersindir.

“kau sahabatku dan Suzy? Apa salahnya aku berkata seperti itu? Lagi pula, seorang sahabat tidak pernah berhianat kan?” sindir Yuri semakin membuat Suzy memanas.

“berhenti berkata seperti itu! Dan apa maksudmu berkata berhianat?! Asal kau tau saja, aku tidak seperti yang kau bayangkan!!” Suzy menghampiri Yuri dan meluapkan emosinya. Ia pergi meninggalkan latihan tanpa berpamitan.

Hingga malam. Suzy belum juga pulang. Eunhyuk mencari Suzy untuk mencari tau permasalahan di antara Suzy dan Yuri. Eunhyuk menemukan Suzy duduk di taman kota dengan sekaleng minuman soda di tangannya.

“Suzy, kau tak apa? Kau dan Yuri nampak berbeda hari ini” Eunhyuk membulai pembicaraan. Ia duduk di samping Suzy yang sedang melamun.

“bisakah kau tidak membahas hal itu Senpay Lee? Aku telah mendengar kalimat itu seharian ini. Aku tak mau mendengarnya lagi” Suzy membuang kaleng sodanya dan beranjak pergi meninggalkan Eunhyuk.

Hingga hari latihan berikutnya, Suzy tak terlihat batang hidungnya. Eunhyuk nampak gelisah. Ia selalu menoleh pada pintu gerbang seraya sedikit berjinjit untuk melihat apa saja yang ada di luar gerbang. Berbeda dengan Yuri. Ia tersenyum kecut merasa bahwa dirinya menang mengalahkan Suzy.

Latihan pun usai. Namun Lee Hyuk Jae belum juga pulang. Ia berkeliling kota menggunakan mobilnya. Berharap ia dapat bertemu dengan Suzy. Rumah Suzy sangat sepi, dan gerbangnya pun terkunci. Itulah yang membuat Eunhyuk semakin khawatir. Entah firasat apa yang ia dapat. Eunhyuk melaju kencang menuju bar malam, tempat biasa orang-orang meminum soju, arak, dan berbagai jenis minuman keras lainnya.

Firasat Eunhyuk memang tak meleset. Ia melihat Suzy yang nampak lemas menaruh kepalanya di meja. Ia nampak tak sadarkan diri. 2 gelas soju telah ia habiskan tanpa ragu. Eunhyuk segera keluar dari mobil dan berlari menghampiri Suzy. Ia benar-benar telah mabuk berat.

“siapa kau? Oh, Senpay Lee”

Belum sempat Eunhyuk menjawab kalimat Suzy yang diucapkan paruh akibat efek minuman keras, Suzy telah pingsan di bahu Eunhyuk. Segera Eunhyuk memapahnya dan hendak membawanya pulang.

“tuan! Nyonya itu belum membayar soju yang telah ia minum!” teriak pelayan bar itu.

“ini, ambil saja kembaliannya” ucap Eunhyuk seraya meletakkan uang di meja dan bergegas pergi.

_kamar Suzy_

Eunhyuk membaringkan Suzy di kasur Suzy. Kamar yang luas dan nyaman dengan penempatan interior yang menarik membuat Eunyuk betah berkeliling mengamati kamar Suzy. Hingga Eunyuk tak sengaja menendang kertas yang telah kusut. Dengan penasaran, Eunhyuk memungut kertas itu dan duduk di kursi dekat kasur Suzy. Ia merapihkan kertas kusut itu yang terdapat beberapa tetesan air mata yang telah mongering. Nampaknya itu sebuah Diary. Eunhyuk mulai membacanya.

Dear Diary

Apakah keputusan yang aku ambil ini tepat? Entahlah, aku bahkan tidak tau apa lagi yang harus aku lakukan. Semua permasalahan ini, aku tidak dapat melaluinya. Aku bernar-benar merindukan orang tuaku. Ayah dan ibu. Terutama ibu. Aku ingin kembali mendengar panggilan istimewa dari ibu untukku. Ya, ‘gais mawar putih’.

Betapa indahnya nama itu. Aku menyukainya, dan aku suka alasan ibu memanggilku demikian. Kau tau mawar bukan? Bagaimana aromanya? Ibu berkata bahwa aku manis dan menebarkan aroma yang menenangkan. Dan mengapa mawar putih? Menurut ibu, aku sangat polos, tapi juga lembut. Seperti warna mawar putih itu. Awalnya aku tidak suka dengan sebutan mawar. Betapa tidak? Bunga itu sangat berduri. Tapi ibu berkata bahwa, aku akan mempunyai senjata untuk orang yang hendak melukaiku, yang bersikap kasar padaku. Ibu tidak ingin anak yang sangat ia sayangi terluka.

Diary, aku sangat merindukan ibu. Apa ibu dan ayah telah di surge sekarang? Apa mereka sedang memandangku dari sana? Walau bagaimana pun, aku membutuhkan orang yang dapat menjadi sandaranku. Yuri memang baik, tapi ku rasa dia belum mengerti maksud hatiku. Duri itu, ku rasa ini keputusanku. Sifat keras ku adalah duri dari gadis mawar putih..

Air mata Eunhyuk segera menetes tanpa ragu. Kertas itu terlepas dari tangan Eunhyuk dan tergeletak beguti daja di lantai. Eunhyuk turut meresakan kesedihan Suzy. Yuri memang kurang memahami isi hati Suzy. Tapi Eunyuk langsung mendapat gambaran semua perasaan itu dengan membaca Diary milik Suzy. Perlahan ia menoleh pada Suzy yang tengah tertidur. Eunhyuk mengelus rambut Suzy seraya terus meneteskan air mata. Ada perasaan berbeda saat ini. Entah terasaan apakah itu…

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar