Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 8
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum
~Happy Reading~
*Author pov*
“Suzy? Yuri? Ada apa dengan kalian berdua?”
Eunhyuk merasa sangat heran akan tingkah Suzy dan Yuri kali
ini. Yang benar saja, mereka berdua memilih tempat yang sangat
berjauhan saat berlatih. Tidak sepeti biasanya yang selalu bersama-sama.
“Tidak ada” singkat Yuri. Tak biasanya Yuri begitu dingin seperti sekarang.
“kau yakin Yuri?” heran Eunhyuk mengernyitkan dahi.
“sebenarnya tidak. Tapi,, tanyakan saja pada SAHABATKU SUZY” jawab
Yuri sembari mengarahkan pandangannya pada Suzy dan member tekanan pada
kalimat ‘sahabatku Suzy’.
“apa maksudmu?!” bentak Suzy merasa tersindir.
“kau sahabatku dan Suzy? Apa salahnya aku berkata seperti itu? Lagi
pula, seorang sahabat tidak pernah berhianat kan?” sindir Yuri semakin
membuat Suzy memanas.
“berhenti berkata seperti itu! Dan apa
maksudmu berkata berhianat?! Asal kau tau saja, aku tidak seperti yang
kau bayangkan!!” Suzy menghampiri Yuri dan meluapkan emosinya. Ia pergi
meninggalkan latihan tanpa berpamitan.
Hingga malam. Suzy
belum juga pulang. Eunhyuk mencari Suzy untuk mencari tau permasalahan
di antara Suzy dan Yuri. Eunhyuk menemukan Suzy duduk di taman kota
dengan sekaleng minuman soda di tangannya.
“Suzy, kau tak apa?
Kau dan Yuri nampak berbeda hari ini” Eunhyuk membulai pembicaraan. Ia
duduk di samping Suzy yang sedang melamun.
“bisakah kau tidak
membahas hal itu Senpay Lee? Aku telah mendengar kalimat itu seharian
ini. Aku tak mau mendengarnya lagi” Suzy membuang kaleng sodanya dan
beranjak pergi meninggalkan Eunhyuk.
Hingga hari latihan
berikutnya, Suzy tak terlihat batang hidungnya. Eunhyuk nampak gelisah.
Ia selalu menoleh pada pintu gerbang seraya sedikit berjinjit untuk
melihat apa saja yang ada di luar gerbang. Berbeda dengan Yuri. Ia
tersenyum kecut merasa bahwa dirinya menang mengalahkan Suzy.
Latihan pun usai. Namun Lee Hyuk Jae belum juga pulang. Ia berkeliling
kota menggunakan mobilnya. Berharap ia dapat bertemu dengan Suzy. Rumah
Suzy sangat sepi, dan gerbangnya pun terkunci. Itulah yang membuat
Eunhyuk semakin khawatir. Entah firasat apa yang ia dapat. Eunhyuk
melaju kencang menuju bar malam, tempat biasa orang-orang meminum soju,
arak, dan berbagai jenis minuman keras lainnya.
Firasat
Eunhyuk memang tak meleset. Ia melihat Suzy yang nampak lemas menaruh
kepalanya di meja. Ia nampak tak sadarkan diri. 2 gelas soju telah ia
habiskan tanpa ragu. Eunhyuk segera keluar dari mobil dan berlari
menghampiri Suzy. Ia benar-benar telah mabuk berat.
“siapa kau? Oh, Senpay Lee”
Belum sempat Eunhyuk menjawab kalimat Suzy yang diucapkan paruh akibat
efek minuman keras, Suzy telah pingsan di bahu Eunhyuk. Segera Eunhyuk
memapahnya dan hendak membawanya pulang.
“tuan! Nyonya itu belum membayar soju yang telah ia minum!” teriak pelayan bar itu.
“ini, ambil saja kembaliannya” ucap Eunhyuk seraya meletakkan uang di meja dan bergegas pergi.
_kamar Suzy_
Eunhyuk membaringkan Suzy di kasur Suzy. Kamar yang luas dan nyaman
dengan penempatan interior yang menarik membuat Eunyuk betah berkeliling
mengamati kamar Suzy. Hingga Eunyuk tak sengaja menendang kertas yang
telah kusut. Dengan penasaran, Eunhyuk memungut kertas itu dan duduk di
kursi dekat kasur Suzy. Ia merapihkan kertas kusut itu yang terdapat
beberapa tetesan air mata yang telah mongering. Nampaknya itu sebuah
Diary. Eunhyuk mulai membacanya.
Dear Diary
Apakah
keputusan yang aku ambil ini tepat? Entahlah, aku bahkan tidak tau apa
lagi yang harus aku lakukan. Semua permasalahan ini, aku tidak dapat
melaluinya. Aku bernar-benar merindukan orang tuaku. Ayah dan ibu.
Terutama ibu. Aku ingin kembali mendengar panggilan istimewa dari ibu
untukku. Ya, ‘gais mawar putih’.
Betapa indahnya nama itu. Aku
menyukainya, dan aku suka alasan ibu memanggilku demikian. Kau tau
mawar bukan? Bagaimana aromanya? Ibu berkata bahwa aku manis dan
menebarkan aroma yang menenangkan. Dan mengapa mawar putih? Menurut ibu,
aku sangat polos, tapi juga lembut. Seperti warna mawar putih itu.
Awalnya aku tidak suka dengan sebutan mawar. Betapa tidak? Bunga itu
sangat berduri. Tapi ibu berkata bahwa, aku akan mempunyai senjata untuk
orang yang hendak melukaiku, yang bersikap kasar padaku. Ibu tidak
ingin anak yang sangat ia sayangi terluka.
Diary, aku sangat
merindukan ibu. Apa ibu dan ayah telah di surge sekarang? Apa mereka
sedang memandangku dari sana? Walau bagaimana pun, aku membutuhkan orang
yang dapat menjadi sandaranku. Yuri memang baik, tapi ku rasa dia belum
mengerti maksud hatiku. Duri itu, ku rasa ini keputusanku. Sifat keras
ku adalah duri dari gadis mawar putih..
Air mata Eunhyuk
segera menetes tanpa ragu. Kertas itu terlepas dari tangan Eunhyuk dan
tergeletak beguti daja di lantai. Eunhyuk turut meresakan kesedihan
Suzy. Yuri memang kurang memahami isi hati Suzy. Tapi Eunyuk langsung
mendapat gambaran semua perasaan itu dengan membaca Diary milik Suzy.
Perlahan ia menoleh pada Suzy yang tengah tertidur. Eunhyuk mengelus
rambut Suzy seraya terus meneteskan air mata. Ada perasaan berbeda saat
ini. Entah terasaan apakah itu…
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar