Sabtu, 01 Maret 2014

[Freelance] My Coach My Love part 11

Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 11
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum

~Happy Reading~

 *sudut pandang author*

“dia tidak ada di sini”

“lalu, kemana ia pergi? Di sekolah, di rumahnya, bahkan di rumah bibinya tidak ada”

“kau, sudah mengetahui semuanya?”

“ya, aku sangat menyesal”

Itulah sedikit percakapan antara Yuri dan Taeyeon di depan rumah Taeyeon. Yuri masih sangat panik dan menyesal dengan air matanya yang tak pernah berhenti menetes.

“eh, Yuri. Dari mana saja kau? Mencari Suzy? Hebat, baru sekarang kau mulai mencarinya. Apa kau pantas disebut sebagai sahabat! Kau jahat Yuri, kau sangat Jahat! Kau tidak pantas menjadi sahabat Suzy!”

Tiba-tiba datang Sunny dari dalam rumah Taeyeon dan langsung memaki Yuri. Sunny masih sangat emosi pada Yuri yang telah memperlakukan Suzy sesuai keinginannya. Yuri hanya dapat menundukkan kepalanya dan menghapus air matanya yang selalu memaksa untuk keluar.

“maafkan aku kak. Aku memang tak pantas menjadi sahabat Suzy. Aku hanya ingin meminta maaf padanya dan aku akan segera pergi meninggalkannya” lirih Yuri menanggapi celotehan pedas dari Sunny.

“bagus. Pergilah dan jangan sakiti Suzy lagi!” mata Sunny melotot ke arah Yuri.

“Sunny,, dia juga sedang bimbang sekarang. Walaupun kita sudah lulus, tapi dia juga masih junior kita. Dia juga adik kita layaknya kita menganggap Suzy” bisik Taeyeon seraya menyenggol lengan Sunny dengan tangannya.

“adikku hanyalah Suzy. Bukan dia!” singkat Sunny lalu masuk ke dalam rumah Taeyeon meninggalkan Yuri di luar bersama Taeyeon.

“maafkan Sunny karena dia sudah..”

“tak apa kak Taeyeon. Ini memang sudah sepantasnya aku terima”

Berjalan tertatung meninggalkan Taeyeon yang beraut wajah tak enak padanya. Pandangan Yuri kosong dan hampa. Segera ia memasuki mobilnya dan merenung di dalam sana. Mencoba menebak dimana Suzy sekarang.

_di lain tempat_

(play ost : Suzy – So Many Tears)

*sudut pandang Suzy*

Perlahan aku melangkahkan kakiku di terotoar dekt halte bus. Aku tak tau harus pergi kemana lagi untuk menenagkan pikiranku. Semuanya kacau dan runyam. Ku rasa kini Yuri tengah tersenyum lebar bersama Donghae di taman kota. Inilah hari yang telah ditentukan oleh Donghae untuk mengungkapkan perasaanya pada Yuri. Betapa bahagianya mereka yang kini tengah diselimuti oleh cinta, di tengah lebatnya hujan salju ini.

Andai aku bahagia seperti itu. Andai aku mencintai orang yang juga mencintaiku layaknya Yuri dan Donghae. Ya, Aku iri dengan mereka. Aku bingung dengan perasaanku, mengapa aku dapat mencintai Senpay Lee yang jelas-jelas tidak mencintaiku? Dan bahkan dia telah bersama dengan lawan turnamenku, Meng Jia.

“bodoh! Bodoh! Bodoh! Hiks..”

Aku hanya dapat memukuli diriku sendiri. Aku benar-benar bodoh telah mencintainya. Aku telah mencoba untuk melupakannya, tapi mengapa air mata ini selalu menetes saat mengingatnya? Aku bahkan telah banyak berbohong demi mendapatkan cintanya. Terlalu banyak air mataku hingga aku tak mampu melihat dirinya.

“Mengapa semua ini harus datang padaku? Ibu, hiks.. ayah, aku merindukan kalian”

Ku tekuk lututku di sisi trotoar ini untuk menutupi wajahku yang telah basah dengan air mata. Di saat seperti ini, aku benar-benar merindukan ibu dan ayah. Mengapa pereka harus pergi secepat itu? Senpay Lee,,, mengapa kau tidak mengatakan hal itu sejak awal? Kenapa kau membuatku sangat merana seperti saat ini? Dan dimana sekarang kau berada. Aku merindukan perhatianmu Senpay Lee. Aku sangat berharap bahwa kau ada di sisiku untuk menghapus air mataku dengan tanganmu..

Aku mulai berdiri dan menghapus air mataku. Aku kembali berjalan menelusuri trotoar ini lagi, berjalan menuju bandara Incheon yang tak begitu jauh dari halte bus. Entah apa yang aku inginkan dari bandara itu. Tapi kakiku terus saja berjalan membawaku pergi. Hingga sampailah aku di tempat tujuanku. Bandara Incheon.

Perlahan aku memasuki bandara ini. Aku berjalan dengan pandangan kosong mengelilingi tempat tunggu. Sudut demi sudut telah aku telusuri. Hingga aku berhenti dan sedikit membulatkan mataku karna melihat sesuatu yang membuatku terkejut.

“apa kau haus kak? Aku akan membelikan sebotol minuman untukmu”

“terimakasih sayang. Janganlah beli sebotol saja, tapi belilah sebotol lagi untukmu juga”

Aku melihat Senpay Lee yang sedang duduk di ruang tunggu ini mengorol dengan Meng Jia seraya tersenyum tanpa beban. Seakan tidak lagi mengingat ku dan tak akan pernah memperdulikan aku. Perlahat aku berjalan mendekti Senpay Lee saat Jia telah meninggalkannya. Tatapanku tajam pada Senpay Lee dengan derasnya air mata yang terus menetes.

“Suzy, kau kemari? Ke.. kenapa kau menangis?”

Senpay Lee nampak bingung melihat wajahku yang sangat murung ini. Tapi ia masih belum menyadarinya, ia belum menyadari bahwa aku telah murung karenanya.

“kenapa kau tidak menjawabku? Apa ini karena Yuri? Atau Donghae? Dasar anak itu. Dia harus ku kasih pelajaran nantinya” ucap Senpay Lee mengepalkan tangannya.

“ini semua karena kau Senpay Lee”

(play ost : Suzy – So Many Tears 03:18-04:16)

Ucapku singkat dan segera pergi meninggalkan Senpay Lee. Ku lihat ia nampak bersalah, namun juga menuh dengan tanda tanya. Aku memang sengaja mengatakannya sesingkat itu. Aku ingin ia mencerna baik-baik setiap perkataanku. Aku berlari, pergi meninggalkan gedung bandara ini. Dan aku pun duduk di kursi taman bandara Inchon karna tubuhku sangat lemas. Sendi-sendiku terasa sangat kaku dan sulit untuk di gerakkan. Aku hanya mampu menangis, menangis, dan menangis.

“hiks.. hiks.. oh.. hiks..”

Hanya ada isakan tangis dan hela nafasku di taman ini. Hatiku benar-benar hancur, tak mengira semua ini akan terjadi. Kembali air mataku menetes membasahi pipiku. Ya, aku terus menangis sampai hari mulai gelap.

Aku mulai berjalan menuju bar malam tempat biasa aku menghilangkan beban pikiranku. Aku duduk dan memesan segelas soju yang telah menjadi sahabatku kala aku mendapat kesulitan. Pelayan telah mengantarkan pesananku di atas meja dan aku pun mulai meraih gelas itu dan hendak meminumnya. Tapi entak mengapa, kurasa meminum soju tidaklah cukup untuk mengatasi ini semua. Bebanku sudah terlalu berat. Aku kembali meletakkan gelas itu di atas meja, membayar soju yang belu setetes pun ku tenggak. Aku kembali melangkah tertatung meninggalkan bar ini.

*sudut pandang author*

Sementara itu, Yuri tak lelah-lelahnya mencari Suzy menggunakan mobilnya. Ia terus menggigit jarinya dengan melihat-lihat sisi kanan kiri jalan, berharap ia akan menemukan sahabatnya. ‘eh, Yuri. Dari mana saja kau? Mencari Suzy? Hebat, baru sekarang kau mulai mencarinya. Apa kau pantas disebut sebagai sahabat! Kau jahat Yuri, kau sangat Jahat! Kau tidak pantas menjadi sahabat Suzy’. Yuri kembali ingat kata-kata Sunny tadi siang. Kata-kata itu bagai pedang bermata dua yang tengah menusuk dalam-dalam. Yuri kembali tenggelam dalam tangisnya. Ia sangat menyesali ulahnya. Dan kemudian…

CCCIIIIITTTTTT…..!!!!!!!!!!!!!!!! (anggep suara mobil nge-rem)

Yuri hamper menabrak orang yang tengah menyeberang di tengah gelapnya malam. Yuri tidak menabraknya tapi orang itu menjatuhkan dirinya karena shock. Gegas Yuri keluar dari mobilnya dan menghampiri orang itu. Namun terkejutlah Yuri saat ia melihat siapa yang hampir ia tabrak.

“Suzy” kejut Yuri.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar