Sabtu, 01 Maret 2014

[Freelance] My Coach My Love part 7

Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 7
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum


~Happy Reading~


Mobil yang dikendarai Donghae pun melaju dengan disusul mobil Yuri. Entah akan ke mana tujuan mereka, kedua mobil itu melaju dengan cepat hingga akhirnya, mobil Donghae berhenti di sebuah toko baju terkenal di kota Seoul.

Perlahan Yuri mengikuti Suzy dan Dongahe memasuki toko itu. Yuri memata-matai tiap gerak-gerik mereka dari kejauhan. ‘apa yang ingin mereka lakukan disini?’ pikir Yuri.

“Suzy, bagaimana kalau kau mencoba ini? Sepertinya baju ini bagus” pendapat Donghae dengan menunjukkan sebuah dres ungu berhiaskan pita di belakangnya.

“kau yakin ini bagus? Baju ini terlihat kampungan” Suzy berkomentar dengan wajah cemberut.

“benarkah? Kalau yang ini bagaimana?” kini Donghae member Suzy baju pesta penuh dengan kilap-kilap di bagian depan bajunya.

“apa kau tidak memiliki selera yang bagus? Baiklah, aku akan mencoba ini dank au pilihkan baju yang lain untukku” jawab Suzy dengan nada pasrah seraya menerima baju yang dibawa Donghae.

Setumpuk baju telah disiapkan oleh Donghae. Dari baju paling sederhana sampai yang paling rumit telah dibawanya. Donghae menunggu di depan ruang ganti. Hingga tak lama kemudian, keluarlah Suzy layaknya seorang model yang berjalan di atas catwalk.

“ku rasa,, baju yang ini saja. Kau nampak aneh mengenakan baju itu” komentar Donghae saat melihat Suzy mengenakan baju penuh warna.

Suzy pun masuk ruang ganti dan mengganti pakaiannya. Tak lama setelah itu, Suzy keluar dengan setelan kemeja wanita dan celana panjang berwarna hitam.

“bagaimana? Sepertinya, aku nampak lebih dewasa dengan baju ini” Tanya Suzy pada Donghae.

“maaf Suzy. Kau bukan nampak dewasa, tapi kau malah seperti ibu-ibu kalau memakai kemeja berwarna gelap” pendapat Donghae dengan wajah anehnya yang khas. “coba ini” lanjut Donghae dengan menjulurkan sebuah dres berwarna merah cerah. “warna ini cocok dengan kulit putihmu” lanjutnya lagi.

Suzy kembali masuk dalam ruang ganti dan mengganti pakaiannya. Suzy pun keluar dengan senyum manisnya.

“bagaimana dengan yang ini? Aku suka model bajunya. Simpel, tapi menarik” Tanya Suzy.

“ya! Itu dres yang sangat indah. Inilah yang dari tadi kita cari-cari” riang Donghae berdiri dari duduknya. “tapi kau juga harus mencoba dres putih ini. Dres ini terlihat lembut dan manis. Ini, masuk dan cobalah” lanjut Donghae.

Tanpa berfikir panjang, Suzy kembali masuk ruang ganti. Ia keluar dengan langkah perlahan. Sangat-sangat anggun. Dres putih dengan sedikit sentuhan warna perak di pinggiran atas dan bawah membuat baju itu nampak mewah. Ditambah dengan hiasan pita di bagian tengah atas membuat dres itu terkesan manis dan lucu. Suzy bagaikan seorang putri di zaman modern.

Mata Donghae membulat, mulutnya menganga, dan badanya kaku bagai patung. Donghae sangat terpesona melihat kecantikan Suzy yang memang baru pertama kali ia lihat. Sampai beberapa saat ia terpatung.

“berhenti menatapku seperti itu! Aku sangat risih melihatnya” marah Suzy.

“tidak Suzy. Kau benar-benar cantik. Sangat cantik. Aku akan membeli 2 baju. Dres merah dan dres putih ini” puji Donghae seraya menunjukkan senyuman manisnya.

Sementara mereka saling tersenyum, di sudut lain dari ruangan itu. Terlihat Yuri yang nampak tak percaya melihat semua kenyataan ini. Sahabat karibnya sejak kecil telah merebut cinta pertamanya. Ya, keceriaan Yuri sirna dalam sekejap.

Setelah membayar baju yang telah dibeli, Suzy dan Donghae pergi menuju sebuah toko bunga yang juga terkenal di kota Seoul. Yuri masih tetap memata-matai mereka. Layaknya seorang polisi yang hendak mengungkap kejahatan, tak sedetik pun Yuri meninggalkan merekaberdua.

“menurutmu, bunga apa yang paling indah?” Donghae menatap wajah Suzy.

“entahlah. Mungkin lily? Aster? Atau mawar?” jawab Suzy membalas tatapan Donghae.

“kau benar. Sepertinya mawar yang paling spesial. Ayo ke sana. Itu tempat berbagai macam jenis bunga mawar” Donghae mengajak Suzy dengan menggandeng tangan Suzy.

“lihat Suzy! Itu. Bagus kan? Bunga mawar warna biru” ceria Donghae menunjukkan setangkai bunga mawar berwarna biru.

“mawar biru? Apa bagusnya? Itu hanya mawar buatan, warnanya tidak asli. Tidak! Mawar itu tidak bagus sama sekali” ucap Suzy sembari memilih bunga-bunga mawar yang lain.

“ayolah. Warna biru adalah warna kesukaanku” murung Donghae.

Donghae dan Suzy berpencar dalam memilih bunga mawar. Hingga sampailah Donghae pada tempat dimana mawar-mawar merang terpajang disana. Donghae meraih setangkai mawar itu dan menghirup aromanya. Memejamkan mata untuk menikmati aroma mawar merah. ‘itu bunga kesukaanku kak, mawar merah’ batin Yuri dari kejauhan.

Sementara itu, Suzy berjalan dan sampai pada tempat dimana terdapat mawar putih terpajang disana. Ia tersenyum penuh arti. Seperti ada sesuatu yang terkesan di dalam setiap kelopak bunga mawar putih tersebut. Suzy meraihnya setangkai dan menghirupnya., memejamkan mata dan menikmati aromanya. Sama seperti yang dilakukan oleh Donghae. Hal ini membuat Suzy teringat akan masa lalunya. Masa-masa indah saat ia bersama ibunya…

*FLASH BACK ON*

“Suzy sayang, bisakah kau memetikkan bunga mawar itu nak?” ramah ibu Suzy pada Suzy kecil.

“baiklah ibu” polos Suzy dengan senyuman malaikat kecil yang sangat manis.

“aww! Ibu..! lihatlah! Jariku berdarah karena terkena duri ini” rengek Suzy kecil menunjukkan jari telunjuknya yang berdarah.

“aduh, maafkan ibu sayang. Sini, biar ibu obati” ibu Suzy pun menghisap jari telunjuk Suzy kemudian membalutnya dengan pembalut luka. Suzy kecilpun kembali tersenyum dan tertawa bersama ibunya.

*FLASH BACK OFF*

Entah sejak kapan air mata Suzy telah menetes. Suzy tenggelam dalam lamunannya dan tanpa sadar “akh!” rengek lirih Suzy saat tangannya tertusuk salah satu duri mawar yang sedang ia pegang. “hiks.. ibu..” sedih Suzy menghisap jarinya sendiri dalam tangisnya yang tertahan.

Datanglah Donghae menghampiri Suzy yang tengah tertunduk lesu dengan pipinya yang telah dibanjiri air mata. Donghae terkejut dan kebingungan.

“Suzy? Apa kau baik-baik saja?” Tanya Donghae hawatir dan tak lagi memikirkan mawar merah yang hendak ia tunjukkan pada Suzy.

“Donghae? Mawar merah, itu bagus” ucap Suzy dengan suara paruh menahan tangis saat ia melihat Donghae dengan setangkai bunga mawar merah.

“lupakan mawar merah ini, sebenarnya kau kenapa? Apa karna jarimu terluka? Apa perlu dibawa ke dokter?” cemas Donghae yang tak ditanggapi oleh Suzy. Suzy hanya tertundung dengan air matanya yang semakin memaksa untuk keluar. Terdenar suara tangis Suzy yang lirih dan paruh yang sudah tak bisa ditahan lagi olehnya.

Donghae mulai mengerti perasaan Suzy walau sebenarnya Donghae tidak tahu pasti apa masalah sebenarnya. Tapi dengan melihat tangis Suzy, Donghae yakin bahwa tangisan itu tidak disebabkan oleh luka di jarinya. Donghae pun memeluk Suzy dan mencoba menenangkannya.

“menangislah. Jangan kau simpan kesedihanmu” ucap Donghae untuk menenagkan Suzy. Suzy pun hanya dapat menangis tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dalam pelukan hangat Lee Dong Hae.

Di sudut lain, terdapat pula seorang gadis manis yang juga tengah menahan tangisnya. Itulah Kwon Yuri. Ia benar-benar tak menyangka bahwa in semua akan terjadi. Pria yang ia cintai, kini tengah berpelukan dengan sahabat karibnya sendiri. Airmata Yuri menetes dan terus menetes. Hingga terasa suasana kesedihan dalam toko bunga tersebut. Ya, toko bunga itulah saksi bisu tentang tangisan Suzy dan Yuri.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar