Sabtu, 01 Maret 2014

[Freelance] My Coach My Love part 15 {END}

Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 13
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum

~Happy Reading~

 *Sudut pandang Author*

“hhah.. apa satpam itu masih mengejar kita, Suj nuna?”

“heh! Bocah tengik! Apa yang baru saja kau lakukan? Kau hampir membuat kedua kakiku enjadi patah!”

“eh… eh… kau memanggilku apa? ‘Bocah tengik’?”

“memangnya kenapa? Kau memanggil aku ‘Suj nuna’. Dan mulai sekarang, aku akan memanggilmu ‘bocah tengik’. Kau mengerti? Lain kali jangan melakukan hal yang gila seperti tadi tanpa menanyakannya padaku terlebih dahulu”

Sementara Suzy mengomel tak jelas, Taecyeon memasangkan earphone pada telinganya dan berjalan menjauh. Pandangan matanya seakan penuh arti pada tempat itu. Ia pun duduk di sana. Di sebuah kursi yang didesain seperti tumpukan kubus warna-wani. Pria tampan nan rupawan ini memejamkan mata, menghirupudara sore di sana, dan kembali membuka mata untuk menikmati pemandangan danau yang tersuguh tepat di depannya.

“kemarilah nuna, duduklah di sampingku dan tenangkanlah fikiranmu” ucap Taecyeon tanpa merubah posisi dan pandangannya. Ini membuat Suzy menghentikan celotehannya dan memandang Taecyeon dengan heran. Perlahan ia menghampiri Taecyeon dan duduk di sampingnya.

“sial. Berarti dia tidak mendengarkanku sedari tadi. Dasar bocah tengik!” gumam Suzy seraya memanyunkan bibirnya.

“aku mendengar semua celotehanmu nuna, tenang saja” jawab Taecyeon dengan santai.

“ba.. ba.. bagaimana kau bisa.. berapa volumenya?”

“volume apa?”

“lagu yang kau dengarkan. Berapa volumenya?”

“ini, kau dengarkan saja sendiri”

Taecyeon kembali menjawab pertanyaan gadis cerewet yang ia panggil ‘nuna’. Namun saat ini, gadis itu mungkin lebih cocok bila dipanggil ‘yeodongsaeng’ (adik perempuan) karena sifatnya yang seperti anak-anak.

“hmm.. aku jadi penasaran, lagu apa yang disukai oleh teman kecilku ini?” ungkap Suzy segera memasang satu bagian earphone pada telinganya. “aneh, tidak ada lagu yang terdengar oleh telingaku” lanjutnya.

“memang tidak” sahut Taecyeon segera menunjukkan ujung kabel earphone yang sama sekali tidak tertancap pada apapun. Ia tersenyum.

“apa kau gila? Apa yang bisa kau nikmati dari ini?” Suzy mulai geram dan benar-benar heran dengan tingkah kawannya.

“dengarkan saja” singkat Taecyeon yang kembali memejamkan mata. Seakan menikmati sebuah lagu dari dalam earphone tersebut.

Suzy terdiam dengan beribu-ribu tanda Tanya besar di kepalanya. Terlebih saat melihat Taecyeon nanpak asik seperti mendengarkan lagu instrument. Suzy pun kembali memasangkan earphone warna putih kramik milik Taecyeon ke salah satu telinganya. Mencoba menemukan music yang sesungguhnya mustahil dapat didengar dari benda itu. Angin sepoi-sepoi memainkan rambutnya. Hening. Tempat itu benar-benar hening melihat memang tidak ada orang selain mereka berdua di sana.

“kau masih belum menemukannya” Tanya Taecyeon memecah kesunyian. Suzy tidak berkata apa-apa. Ia hanya menatap Taecyeon dan menggelengkan kepala. Suzy juga memegangi earphone yang ada di telinganya. Mungkin ia pikir kala earphone milik Taecyeon adalah benda ajaib yang dapat menghasilkan lagu tanpa dihubungkan oleh benda apapun.

Taecyeon kembali tersenyum. Perlahan ia meraih tangan Suzy dan menggenggamnya erat, membuat Suzy kembali memandang Taecyeon dengan wajah polosnya.

“lagu itu ada di sini, di hati kita masing-masing. Tak perlu sebuah lagu indah agar kau bisa menikmati earphone ini. Cukup pejamkan matamu dan dengarkan alunan melodi dalam hatimu. Seperti kehidupan ini. Kau tak perlu mencari hal menarik, kau tak perlu selalu bersama orang yang kau sayangi, kau juga tak perlu terus bersedih mengenang kedua orang tuamu. Cukup pejamkan mata dan ikuti kata hatimu. Aku yakin, kau pasti akan mampu menikmati kehidupan. Seburuk apapun itu”

Mata Suzy membulat, terlihat sepasang lapisan bening yang hampir menetes. Ia pun menarik nafas panjang, melempar pandangan ke atas dan mencoba mendengar kata hatinya. kata-kata Taecyeon sungguh sangat menyentuh hatinya. Terlebih ketika ia mengatakan ‘tak perlu bersama orang yang kau sayangi’. Kata itu membuat Suzy teringat akan sosok Senpay Lee yang telah lama ia menyimpan rasa. Tak perlu bersama, kau akan bahagia.

“metodeitulah yang aku lakukan selama ini. Aku mendengarkan kata hatiku, dan aku terus mencarimu. Aku tak memiliki alamatmu tapi aku nekat pergi ke Seoul untuk menemukanmu. Ternyata kota ini terlalu luan untuk kutelusuri seorang diri. Dan tempat ini. Tempat inilah yang aku tuju ketika aku merindukanmu. Aku berada di sini seakan aku sedang bersamamu” lirih Taecyeon.

“bukankah tempat ini sangat sepi, dan membosankan? Dan nampak sini pada pengunjung danau ini?” Tanya Suzy yang telah berdiri di hadapan Taecyeon.

“dan bukankah itu memang kau? Gadis pendiam yang menurut sebagian orang sangat membosankan. Juga sifatmu yang tertutup membuatmu nampak sinis. Sebenarnya tempat ini sangatlah indah dan cantik. Hanya tak banyak orang yang tau keindahannya, tempat ini sering ditinggalkan” Taecyeon menjelaskan apa yang telah Suzy tanyakan. Setiap kata yang ia ucapkan, selalu disertai dengan senyuman.

“bagaimana kau bisa tau sifatku yang sekarang? Apakah Yuri memberitahumu? Aku tidak menemukan sesuatu yang indah nan cantik di sini. Jadi, kmungkin kita bisa pulang sekarang karena hari mulai gelap” Suzy kembali berbicara.

“berhentilah bertanya dan lihatlah sisi ini” Taecyeon membalikkan badan Suzy kea rah barat dan berhasil membuat kicauan Suzy kembali berhenti.

“wah, ini benar-benar indah dan cantik”

Suzy sangat terpukau dengan pemandangan yang tersembunyi di tempat itu. Benar-benar indah. Matahari jingga yang terlukis di ujung sana, berhiaskan awan yang berarak dan burung-burung yang beterbangan hendak kembali ke sarangnya. Tak terlupa dengan kilauan air danau yang diterpa cahaya abadi di sore hari. Jika Suzy dan Taecyeon sedang berpacaran saat ini. Tempat ini adalah tempat yang romantis. Tapi tidak, mereka hanyalah teman sejak kecil yang sedang menghibur satu sama lain.

“inilah gambaran tentangmu Suzy. Dan aku berhasil menunjukkannya padamu” ungkap Taecyeon dengan suara lembutnya.
_

“hey! Suj nuna.. apa kau ada acara sore ini?”

“ya, memangnya ada apa?” jawab Suzy seraya mengoleskan selai pada sarapannya pagi ini. Suzy dan Taecyeon kini tinggal satu rumah dengan kamar yang berbeda. Mengingat Taecyeon yang belum mempunyai tempat tinggal baru di kota Seoul.

“sial. Padahal aku ingin mengajakmu jalan-jalan sore ini” Taecyeon nampak kesal dengan roti selai yang memenuhi mulutnya.

“telanlah dulu sarapanmu itu! Menjijikkan. Kau mengajakku jalan-jalan, tapi terus saja menggunakan uangku. Lama-lama aku bisa bangkrut” kicau Suzy bagaikan burung kutilang yang tak kenal berhenti berkicau.

“ayolah, kalau aku gajian, aku akan mentraktirmu. Lagi pula, tiap hari tertentu kau selalu pergi di sore hari dan pulang sedikit larut. Kau pergi tanpa memperbolehkanku ikut bersamamu. Memangnya apa saja yang kau lakukan?” balas Taecyeon ikut berkicau.

“ini pekerjaanku dan ini privasi. Kau sama sekali tidak boleh tau”

“pekerjaan? Kau punya ilmu hitam ya?! Kau,, kau bekerja dengan roh-roh untuk mendapat uang!” teriak Taecyeon yang asal nyeplos tanpa berfikir panjang.

“jaga mulutmu bocah tengik! Enak saja mengataiku punya ilmu hitam dan melakukan hal yang tidak baik!” Suzy mengeraskan suaranya.

“kau keluar sore dan pulang sedikit larut di hari tertentu. Dan kau bilang tidak boleh ada yang tau. Apa lagi kalau bukan ilmu hitam ?!”

“heh bocah tengik! Jaga mulutmu ya! Aku tak pernah melakukan pekerjaan yang tak semestinya. Dan sekali lagi ku katakan, ini privasi dan jangan pernah mencari tau tentang pekerjaanku. Mengerti ?” Suzy berbicara panjang lebar seperti seorang kakak yang sedang menasehati adiknya.

“tapi aku ingin sekali tau apa pekerjaanmu, Suj nuna. atau….”

“atau kau akan tidur di luar jika terus mencurigaiku” Alasan Taecyeon berhasil dihentikan oleh Suzy.

Hingga malamnya, Suzy pulang dari rutinitasnya yang diperdebatkan pagi tadi. Suzy masih bekerja di SMA KIRIN sebagai pelatih karate di sana. Suzy selalu mentaati perintah dalam surat dari Eunhyuk tetntang ia harus selalu melindung perguruan. Entah ada apa dengan Taecyeon, rasanya Suzy senang sekali merahasiakan pekerjaannya pada Taecyeon.

“akh, apa ini? Kenapa rumah ini sepi sekali? Dimana Taecyeon” Suzy berjalan perlahan memasuki rumahnya. Menyalakan lampu dan mwnuju kamar. Ia sama sekali tak menemukan Taecyeon. Namun, ia menemukan secarik kertas yang tertempel di pintu lemarinya.

‘kau sungguh bodoh Suzy. Semudah itu kau percaya padaku. Kemasilah barang-barangmu karena pembeli rumah akan datang besok. Tak perlu mencariku dan semua uangmu, karena semua itu akan sia-sia. Taecyeon’

Saat itu juga tubuh Suzy terasa lemas dan tak dapat berbuat apa-apa. Tubuhnya terhempas ke lantai dan air mata membanjiri pipinya. Sungguh, ia tak dapat berbuat apa-apa.

“maafkan aku Senpay Lee” rengek Suzy.
_

Hingga 1 tahun kemudian. kala sore hari ia telah berada di ruang tunggu dalam bandara. Ia sering melakukan hal ini beberapa hari terakhir. Ia lakukan semua ini untuk menunggu seseorang. Lee Hyuk Jae.

“tolong! Tolong! Ada pencuri!”

Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita berteriak meminta tolong. Segera Suzy berlari mengejar pencuri itu. Menendangnya dari belakang dan merampas tas berwarna merah hati milik wanita yang menjerit tadi.

“ini nyonya, jagalah dirimu baik-baik” senyum Suzy seraya mengembalikan tas itu pada pemiliknya.

Prok.. prok.. prok..

Terdengar ada seseorang menepukkan tangan di ruangan yang tengah sepi ini. Suara itu terdengar begitu sumbang dan terkesan meremehkan. Suzy menoleh. Dan betapa terkejutnya ia kala melihat orang yang telah memberinya tepuk tangan itu.

“Taecyeon?” lirih Suzy tak menyangka. Sepasang kelopak bening tengah mengiasi mata indahnya.

“bagaimana? Kau tak menyangka? Kehidupan ini memang sangat aneh. Seaneh,, otakmu yang begitu bodoh” hina Taecyeon menghadapkan wajahnya sangat dekat dengan wajah Suzy.

“dasar brengsek!”

Secepat kilat Suzy menampar pipi Taecyeon dengan kakinya, hingga menimbulkan luka pada sudut bibir Taecyeon. Taecyeon hendak membalas. Mnamun sayang, polisi telah datang menghampirinya.

“terimakasih nona, kau telah membantu kami menangkap buronan ini” ucap polisi itu pada Suzy dan beranjak pergi.

Suzy tersenyum. Ia merasakan manfaat keahlian bela dirinya. Ia sangat bangga. Andai Senpay Lee melihatnya saat ini. Batin Suzy.

“HYAK!” seriak Suzy saat merasa ada yang memegang pundaknya. Segera ia membanting orang itu. “oh! Senpay Lee ?!” kejut Suzy saat melihat siapa yang telah ia banting.

“kau hebat Suzy. Tapi jangan banting aku sekeras ini” ucap Eunhyuk memegangi pinggangnya.

“aku merindukanmu Senpay Lee. Saranghae” tangis Suzy pecah di hadapan Eunhyuk.

“nado saranghae Suzy” jawab Eunyuk mendekatkan wajahnya. Dekat, dekat, dan semakin dekat. Hingga akhirnya.,,

~CHU~

Bereka berdua berciuman penuh arti. Di bawah matahari sore berwarna jingga, mereka saling melepas rindu satu sama lain.

“bagaimana dengan Jia? Bukankah dia kekasihmu?” Tanya Suzy.

“jadi inilah yang membuatmu aneh selama ini? Kau tak perlu fikirkan itu! Dia adik sepupuku, SUZY!!”


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar