Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
No HP: 083840087225
Email: -
Tittle ff: My Coach My Love
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 5
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum
~Happy Reading~
*author pov*
Seminggu kemudian, pelatihan karate terus berjalan. Suzy tetap hadir. Tidak ada prasaan takut sedikit pun pada Lee Hyuk Jae.
“baiklah. Hari ini kita akan berlatih bantingan. Persiapkan diri
kalian!” perintah Lee Hyuk Jae pada murid-muridnya. Semua lekas bersiap
dan membuat barisan.
Semua sudah siap. Matlas telah tertata rapih di
tengah tempat latihan. Sebagai pelatih, Lee Hyuk Jae yang kerap
dipanggil Eunhyuk mulai menjelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan
dalam bantingan. Tak terkecuali dengan prakteknya, Senpay Lee ini
memberikan contoh bantingan yang baik dan benar. Namun sayang, semua
murid memang memperhatikan namun Suzy malah sibuk memainkan rambut
panjangnya.
“ekhem! Suzy, apakah kau sudah paham dengan apa yang aku ajarkan?” ucap Eunhyuk pada Suzy.
“bantingan itu mudah. Tanpa kau ajari saja aku sudah bisa. Jadi untuk
apa aku memahami ajaranmu yang panjang lebar itu?” sejenak pandangan
Suzy menatap Eunhyuk dan menjawab dengan santai ucapan pelatihnya ini.
Tangan Yuri menyenggol Suzy mengisyaratkan bahwa Suzy harus menjaga
sikapnya, namun tak direspon sedikitpun oleh Suzy.
“tentu. Kalau begitu tolong tunjukkan kemampuanmu. Banting aku sekarang” perintah Eunyuk.
“aku? Senpay Lee, kau pasti sangat berat. Tidak mungkin aku melakukannya” tolak Suzy.
“cepat lakukan”
Suzy pun menghampiri Eunhyuk dengan ragu. Mencoba mengingat apa saja
yang dapat ia lakukan. Walau tidak memperhatikan dengan jelas, namun
Suzy cukup cekatan mempraktekan apa yang baru saja dijelaskan oleh
Eunhyuk. Mulai dari memegang tangannya, menghalau kakinya, hingga…
BRRUUGGGHHHH…!!!
Ya! Suzy memang berhasil menjatuhkan sosok yang ia panggil dengan
Senpay Lee ini. Namun karna kurang pengetahuan, Suzy kehilangan
keseinbangan dan ikut terjatuh di atas matlas. Pandangan mereka saling
bertemu, entah apa yang ada dalam fikiran mereka masing-masing.
Lee Hyuk Jae berdiri dan merapihkan seragamnya, menyilangkan tangan di
atas dada, dan menatap Suzy seakan menantinya berdiri untuk memberinya
hukuman.
“kau berat sekali Senpay Lee. Wajar saja kalau sampai aku terjatuh” elak Suzy membela diri sebelum dimarahi oleh Eunhyuk.
“kuda-kudamu tidak kuat. Wajar saja bila kau terjatuh.” Jawab Eunhyuk
dengan wajah datarnya. Hingga akhirnya, latihan ekstrakurikuler karate
hari itu pun telah usai. Suzy dan Yuri hendak pulang namun Eunhyuk
menahannya.
“Suzy, bolehkah aku berbicara denganmu sebentar?” kali ini wajar Eunhyuk nampak serius. Permintaanya terlihat tulus.
“kalau begitu, aku akan menunggumu di gerbang depan. Tak usah
terburu-buru, karna aku sedang bosan berada di rumah” Yuri meninggalkan
senyumannya dan beranjak pergi.
Eunhyuk mengajak Suzy untuk
duduk di kursi taman di sekolah. Tak ada perbincangan di antara mereka.
Hanya ada suasana canggung dan hening yang menemani. Benar-benar hening.
“ekhem. Jadi, saat melakukan bantingan itu,, bukan-bukan. Maksudku
pukulan, harus,,,” kegugupan Eunhyuk membuatnya kacau dalam memulai
penbicaraan.
“langsung saja ke inti pembicaraan. Apa yang ingin kau
sampaikan?” wajah dingin Suzy semakin membuat Eunhyuk merasa tidak
nyaman.
“tidak. Tidak ada inti pembicaraan. Aku hanya ingin
akrab saja denganmu. Namun yang pertama, bisakah kau tersenyum?
Setidaknya, kau tidak menampakkan wajah jelekmu yang ini. Benar-benar
mengerikan!” polos Eunhyuk.
“wajah jelek katamu?!!” wajah Suzy semakin ditekuk. Benar-benar nampak jelek.
“seharusnya kau memiliki wajah cantik. Seperti ini” Eunhyuk mengelitiki
pinggang Suzy. Alhasil, Suzy tertawa dan nampaklah wajah cantiknya.
“haha.. cukup Senpay Lee! Hentikan!” teriak Suzy dengan penuh tawa.
“kau ingin aku menghentikannya? Lihatlah dirimu. Kau terlihat cantik
saat ini. Pasti ibumu jauh lebih cantik dibandingkan dirimu” ejek
Eunhyuk yang membuat Suzy berhenti tertawa.
“ibu? Oh, iya.
Ibuku memang sangat cantik” wajah Suzy nampak berbeda. Hanya terlihat
senyum yang ia paksa. Namun hal itu belum disadari oleh Eunhyuk. Dimana
kelopak mata Suzy telah terisi oleh air mata yang siap tumpah.
“hmm.. kalau begitu, seorang pria yang sangat beruntung ayahmu itu.
Keluarga kalian pasti sangat bahagia” lanjut Eunhyuk yang belum melihat
wajah Suzy. Tak ada lagi senyum di wajahnya. Justru kesedihanlah yang
menguasai keceriaan Suzy. Kristal-kristal air itu pun telah terjatu
membasahi pipinya tanpa kedipan sedikitpun.
“maaf Senpay Lee.
Aku harus pulang. Ku rasa bibi telah mencariku” ucap Suzy dengan suara
paruh menahan tangisnya. Ia gegas menghapus air matanya, member hormat
dengan membungkukan badan, dan pergi meninggalkan Eunhyuk dengan penuh
tanda tanya. Ada apa dengan keluarga Suzy? Dan mengapa Suzy menangis?
Tak lama setelah itu, datanglah Yuri dengan wajah khawatir menghampiri Eunhyuk.
“tolong katakana Senpay Lee. Apa yang kau katakana padanya?” Tanya Yuri dengan mata sedikit berkaca-kaca.
“entahlah. Aku hanya berkata dan menebak kalau ibunya cantik, dan
keluarganya bahagia. Itu saja. Lalu apa yang salah” jawab Eunhyuk dengan
wajah polos kebingungan. Tanpa gerakan apapun, air mata Yuri menetes
dengan cepat. Membuatnya diam terpaku.
“ada apa Yuri? Tolong ceritakan padaku” mohon Eunhyuk yang menjadi panik melihat Yuri.
“baiklah bila kau memaksa. Tapi ku mohon, tolong rahasiakan dan jangan ungkit-ungkit tentang masalah ini”
“uhm” angguk Eunhyuk memahami.
“Saat Suzy masih berusia 7 tahun. Keluarganya memang sangat bahagia.
Bisnis ayah suzy juga berhasil. Jadi tak heran bila mereka tinggal di
rumah besar yang ditempati Suzy hingga sekarang.
Di suatu
malam, dimana saat yang tak mungkin terlupakan oleh Suzy. Keluarga kecil
itu berkumpul di ruang keluarga. Menonton TV, menyantap kue buatan Suzy
dan ibunya, dan bercanda tawa mendengar lelucon dari ayah suzy. Malam
penuh kasih dan hangat. Tak ada bayangan akan ada hal pahit yang akan
mereka telan.” Cerita Yuri seraya menyeka air matanya.
“lalu?” Tanya Eunhyuk penasaran.
“datanglah 2 orang perampok membawa senjata tajam. Memecah kehangatan
keluarga kecil itu. Ayah suzy maju, hendak melindungi istri dan anak
kesayangannya. Namun naas, beliau malah terbunuh di tangan perampok itu.
Terjadi di depan Suzy yang sangat menyayangi ayahnya.
Ibu suzy
menariknya untuk menjauh. Mengajak Suzy ke lantai atas dan menelfon
polisi. Namun, perampok itu berhasil mencegat ibu Suzy hingga hanya Suzy
lah yang mampu naik ke atas dan menelfon polisi. Suzy hanya mampu
meringkuk di belakang pintu dan menggenggam ponsel yang ia gunakan untuk
menghubungi polisi. Menangis dan menangis. Hanya itu yang dapat ia
lakukan.
Hinggan polisi datang menhampirinya di lantai atas.
Menjemput Suzy kecil yang tak berdaya lagi. Polisi itu menuntunnya
turun. Ia melihat kedua perampok yang sudah diborgol dan diawasi oleh
polisi-polisi lain. Hatinya cukup lega. Suzy melihat sekeliling
rumahnya. Berantakan, dan yang sangat menyayat hati Suzy adalah.. saat
ia melihat ayah dan ibunya tergeletak di lantai dengan bersimbah darah
karena senjata tajam.
Anak kecil seperti Suzy dimasa itu. Suzy yang
awalnya sangat ceria, penuh tawa, ramah, dan sopan. Setelah kejadian
itu. Kini Suzy menjadi gadis yang pemurung, sedih, dingin, dan tertutup”
lanjut Yuri panjang hinggan membuat air mata Eunhyuk mengalir deras.
“sekarang kau telah tau seperti apa Suzy yang sesungguhnya. Kau dapat bayangkan
sesakit apa saat ia mengingat orang tuanya” tutup Yuri meninggalkan Eunhyuk sendiri.
“Suzy, maafkan aku” sesal Eunhyuk kembali meneteskan air mata.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar