Sabtu, 01 Maret 2014

[Freelance] My Coach My Love part 5

Author: Deonida Yosi Rasdyasivi
No HP: 083840087225
Email: -
Tittle ff: My Coach My Love
Genre ff: comedy, sad, romance, friendship, action, dll.
Cast ff: Suzy MissA & Eunhyuk SJ
Leght FF: Part 5
Other Cast ff: Yuri SNSD, Jia MissA, Donghae SJ, Taeyeon & Sunny SNSD, Taecyeon 2PM, Fei MissA
Rating ff: umum


~Happy Reading~


*author pov*

Seminggu kemudian, pelatihan karate terus berjalan. Suzy tetap hadir. Tidak ada prasaan takut sedikit pun pada Lee Hyuk Jae.

“baiklah. Hari ini kita akan berlatih bantingan. Persiapkan diri kalian!” perintah Lee Hyuk Jae pada murid-muridnya. Semua lekas bersiap dan membuat barisan.
Semua sudah siap. Matlas telah tertata rapih di tengah tempat latihan. Sebagai pelatih, Lee Hyuk Jae yang kerap dipanggil Eunhyuk mulai menjelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan dalam bantingan. Tak terkecuali dengan prakteknya, Senpay Lee ini memberikan contoh bantingan yang baik dan benar. Namun sayang, semua murid memang memperhatikan namun Suzy malah sibuk memainkan rambut panjangnya.
“ekhem! Suzy, apakah kau sudah paham dengan apa yang aku ajarkan?” ucap Eunhyuk pada Suzy.

“bantingan itu mudah. Tanpa kau ajari saja aku sudah bisa. Jadi untuk apa aku memahami ajaranmu yang panjang lebar itu?” sejenak pandangan Suzy menatap Eunhyuk dan menjawab dengan santai ucapan pelatihnya ini. Tangan Yuri menyenggol Suzy mengisyaratkan bahwa Suzy harus menjaga sikapnya, namun tak direspon sedikitpun oleh Suzy.

“tentu. Kalau begitu tolong tunjukkan kemampuanmu. Banting aku sekarang” perintah Eunyuk.

“aku? Senpay Lee, kau pasti sangat berat. Tidak mungkin aku melakukannya” tolak Suzy.

“cepat lakukan”

Suzy pun menghampiri Eunhyuk dengan ragu. Mencoba mengingat apa saja yang dapat ia lakukan. Walau tidak memperhatikan dengan jelas, namun Suzy cukup cekatan mempraktekan apa yang baru saja dijelaskan oleh Eunhyuk. Mulai dari memegang tangannya, menghalau kakinya, hingga…

BRRUUGGGHHHH…!!!

Ya! Suzy memang berhasil menjatuhkan sosok yang ia panggil dengan Senpay Lee ini. Namun karna kurang pengetahuan, Suzy kehilangan keseinbangan dan ikut terjatuh di atas matlas. Pandangan mereka saling bertemu, entah apa yang ada dalam fikiran mereka masing-masing.

Lee Hyuk Jae berdiri dan merapihkan seragamnya, menyilangkan tangan di atas dada, dan menatap Suzy seakan menantinya berdiri untuk memberinya hukuman.

“kau berat sekali Senpay Lee. Wajar saja kalau sampai aku terjatuh” elak Suzy membela diri sebelum dimarahi oleh Eunhyuk.

“kuda-kudamu tidak kuat. Wajar saja bila kau terjatuh.” Jawab Eunhyuk dengan wajah datarnya. Hingga akhirnya, latihan ekstrakurikuler karate hari itu pun telah usai. Suzy dan Yuri hendak pulang namun Eunhyuk menahannya.

“Suzy, bolehkah aku berbicara denganmu sebentar?” kali ini wajar Eunhyuk nampak serius. Permintaanya terlihat tulus.

“kalau begitu, aku akan menunggumu di gerbang depan. Tak usah terburu-buru, karna aku sedang bosan berada di rumah” Yuri meninggalkan senyumannya dan beranjak pergi.

Eunhyuk mengajak Suzy untuk duduk di kursi taman di sekolah. Tak ada perbincangan di antara mereka. Hanya ada suasana canggung dan hening yang menemani. Benar-benar hening.

“ekhem. Jadi, saat melakukan bantingan itu,, bukan-bukan. Maksudku pukulan, harus,,,” kegugupan Eunhyuk membuatnya kacau dalam memulai penbicaraan.
“langsung saja ke inti pembicaraan. Apa yang ingin kau sampaikan?” wajah dingin Suzy semakin membuat Eunhyuk merasa tidak nyaman.

“tidak. Tidak ada inti pembicaraan. Aku hanya ingin akrab saja denganmu. Namun yang pertama, bisakah kau tersenyum? Setidaknya, kau tidak menampakkan wajah jelekmu yang ini. Benar-benar mengerikan!” polos Eunhyuk.

“wajah jelek katamu?!!” wajah Suzy semakin ditekuk. Benar-benar nampak jelek.

“seharusnya kau memiliki wajah cantik. Seperti ini” Eunhyuk mengelitiki pinggang Suzy. Alhasil, Suzy tertawa dan nampaklah wajah cantiknya.

“haha.. cukup Senpay Lee! Hentikan!” teriak Suzy dengan penuh tawa.

“kau ingin aku menghentikannya? Lihatlah dirimu. Kau terlihat cantik saat ini. Pasti ibumu jauh lebih cantik dibandingkan dirimu” ejek Eunhyuk yang membuat Suzy berhenti tertawa.

“ibu? Oh, iya. Ibuku memang sangat cantik” wajah Suzy nampak berbeda. Hanya terlihat senyum yang ia paksa. Namun hal itu belum disadari oleh Eunhyuk. Dimana kelopak mata Suzy telah terisi oleh air mata yang siap tumpah.

“hmm.. kalau begitu, seorang pria yang sangat beruntung ayahmu itu. Keluarga kalian pasti sangat bahagia” lanjut Eunhyuk yang belum melihat wajah Suzy. Tak ada lagi senyum di wajahnya. Justru kesedihanlah yang menguasai keceriaan Suzy. Kristal-kristal air itu pun telah terjatu membasahi pipinya tanpa kedipan sedikitpun.

“maaf Senpay Lee. Aku harus pulang. Ku rasa bibi telah mencariku” ucap Suzy dengan suara paruh menahan tangisnya. Ia gegas menghapus air matanya, member hormat dengan membungkukan badan, dan pergi meninggalkan Eunhyuk dengan penuh tanda tanya. Ada apa dengan keluarga Suzy? Dan mengapa Suzy menangis?

Tak lama setelah itu, datanglah Yuri dengan wajah khawatir menghampiri Eunhyuk.
“tolong katakana Senpay Lee. Apa yang kau katakana padanya?” Tanya Yuri dengan mata sedikit berkaca-kaca.

“entahlah. Aku hanya berkata dan menebak kalau ibunya cantik, dan keluarganya bahagia. Itu saja. Lalu apa yang salah” jawab Eunhyuk dengan wajah polos kebingungan. Tanpa gerakan apapun, air mata Yuri menetes dengan cepat. Membuatnya diam terpaku.

“ada apa Yuri? Tolong ceritakan padaku” mohon Eunhyuk yang menjadi panik melihat Yuri.

“baiklah bila kau memaksa. Tapi ku mohon, tolong rahasiakan dan jangan ungkit-ungkit tentang masalah ini”

“uhm” angguk Eunhyuk memahami.

“Saat Suzy masih berusia 7 tahun. Keluarganya memang sangat bahagia. Bisnis ayah suzy juga berhasil. Jadi tak heran bila mereka tinggal di rumah besar yang ditempati Suzy hingga sekarang.

Di suatu malam, dimana saat yang tak mungkin terlupakan oleh Suzy. Keluarga kecil itu berkumpul di ruang keluarga. Menonton TV, menyantap kue buatan Suzy dan ibunya, dan bercanda tawa mendengar lelucon dari ayah suzy. Malam penuh kasih dan hangat. Tak ada bayangan akan ada hal pahit yang akan mereka telan.” Cerita Yuri seraya menyeka air matanya.

“lalu?” Tanya Eunhyuk penasaran.

“datanglah 2 orang perampok membawa senjata tajam. Memecah kehangatan keluarga kecil itu. Ayah suzy maju, hendak melindungi istri dan anak kesayangannya. Namun naas, beliau malah terbunuh di tangan perampok itu. Terjadi di depan Suzy yang sangat menyayangi ayahnya.

Ibu suzy menariknya untuk menjauh. Mengajak Suzy ke lantai atas dan menelfon polisi. Namun, perampok itu berhasil mencegat ibu Suzy hingga hanya Suzy lah yang mampu naik ke atas dan menelfon polisi. Suzy hanya mampu meringkuk di belakang pintu dan menggenggam ponsel yang ia gunakan untuk menghubungi polisi. Menangis dan menangis. Hanya itu yang dapat ia lakukan.

Hinggan polisi datang menhampirinya di lantai atas. Menjemput Suzy kecil yang tak berdaya lagi. Polisi itu menuntunnya turun. Ia melihat kedua perampok yang sudah diborgol dan diawasi oleh polisi-polisi lain. Hatinya cukup lega. Suzy melihat sekeliling rumahnya. Berantakan, dan yang sangat menyayat hati Suzy adalah.. saat ia melihat ayah dan ibunya tergeletak di lantai dengan bersimbah darah karena senjata tajam.
Anak kecil seperti Suzy dimasa itu. Suzy yang awalnya sangat ceria, penuh tawa, ramah, dan sopan. Setelah kejadian itu. Kini Suzy menjadi gadis yang pemurung, sedih, dingin, dan tertutup” lanjut Yuri panjang hinggan membuat air mata Eunhyuk mengalir deras.

“sekarang kau telah tau seperti apa Suzy yang sesungguhnya. Kau dapat bayangkan
sesakit apa saat ia mengingat orang tuanya” tutup Yuri meninggalkan Eunhyuk sendiri.

“Suzy, maafkan aku” sesal Eunhyuk kembali meneteskan air mata.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar