Author : Anindita larasati
Genre : Romance and Tragic
Cast : Kris (EXO)-Jessica (SNSD)
Lenght : Oneshoot
Rating : PG+15
Genre : Romance and Tragic
Cast : Kris (EXO)-Jessica (SNSD)
Lenght : Oneshoot
Rating : PG+15
~Happy Reading~
Gadis blonde itu mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia mengutuk dirinya yg sudah memilih kampus SM university. Pasalnya, pekan ini tak ada habis-habisnya ia berkutat dengan buku. Belum lagi tugas khusus dari Kim Songsaenim, dan misi rahasia ayahnya. Jessica, gadis itu sudah sangat lelah, ditambah anemia yg menyulitkannya. Menyebalkan~ rutuk Jessica.
Merasa sudah sangat lapar, Jessica bergegas beringsut dari perpustakaan kampus menuju kantin. Ia melangkah dengan gontai, kemudian terhenti karena rasa penasarannya pada suara histeria para gadis disertai deru lari yg kian mengeras dari arah belakangnya.
Jessica melihat seorang pemuda Jangkung yg dikejar oleh segerombolan mahasiswi centil.
Tiba-tiba pemuda itu merangkul Jessica.
"dia pacarku. Jadi, jangan dekati aku!" ujar pemuda yg berhasil membuat Jessica shock. Begitupun dengan segerombolan mahasiswi centil itu.
"apa katamu? Ti.." jessica berusaha membela diri. Namun belum sempat ia menyelesaikan pembelaannya, pemuda seenaknya itu sudah menarik tangannya.
Jessica dibawanya berlari menuju mobil. Dan Jessica tak bisa berbuat apapun.
Pemuda itu meluncurkan mobilnya menjauh dari kampus
Jessica tak bisa berkata-kata. Ia terlalu kaget dan bergelut amarah dengan yang baru saja terjadi padanya. Belum lagi asam lambungnya yg kian meningkat karena sudah terlalu lapar. Jessica hanya bisa menangis karena tak sanggup lagi menahan emosinya.
Pemuda yg membawa Jessica itu kikuk.
"maafkan aku nona. Aku hanya berusaha menghindari gadis-gadis itu! Kumohon jangan menangis" pinta pemuda bernama Kris itu. Ia tak tahan melihat airmata seorang yeoja.
"bawa aku pulang ke kampus! CEPAATTT.." teriak Jessica galak, Kris terhenyak mendapatkan teriakan super keras pertama. Ia hanya bisa menelan saliva takut takut.
"yak! Putar balik! Hiks hiks hiks" Jessica masih menangis
Kris menghentikan mobilnya, bermaksud untuk memutar mobilnya sampai ia mendengar suara perut Jessica
"kau lapar nona. Aigo, kita makan saja dulu!" Kris tersenyum geli mengetahui yeoja disampingnya sedang kelaparan.
Jessica tak menolak ketika diajak makan siang, karena ia memang sangat lapar. Ia menyantap traktiran Kris dengan lahap. Sorot mata bahagia Jessica berhasil menundukkan hati Kris
"jadi namamu siapa? Aku Kris Wu!" Kris mengulurkan tangan yg disambut Jessica cepat
"Jessica Jung imnida!"
perkenalan singkat itupun membuat mereka sangat dekat. Para mahasiswa SM university mengira mereka benar-benar berpacaran. Padahal tidak juga. Entahlah, tapi Kris akan segera menembak Jessica
"kau sibuk malam ini Jes?" kris menghampiri Jessica yg baru tiba di kampus.
"sepertinya. Aku harus latihan bersama Appa. Ada hal pentingkah?" tanya Jessica balik, Kris hanya menggeleng dgn perasaan kecewa yg disimpannya.
Kemudian, datang seorang yeoja berambut coklat kehitaman dengan poni yg bergelayut diatas dahinya. Yeoja bernama Kim Taeyeon itu menemui Kris.
"Kris, kau disini?! Apa kabar?" ujar Taeyeon memeluk Kris. Gadis itu berbinar-binar setelah melihat Kris. Jessica pun hanya bisa memandang mereka dengan tatapan dinginnya.
"Taeyeon-aa... Kau kuliah disini?" balas Kris takjub
"Yah. Aku baru pindah kemarin. Senang bertemu denganmu chagiya. Nanti kita makan siang. Oke, aku ada kelas soalnya. Bye bye!" Taeyeon melambaikan tangan lalu berlalu meninggalkan Kris bersama Jessica.
"dia siapa? Mantan pacarmu yah? Dia menyebutmu chagi. Issh, genit juga!" Jessica mendumel tak jelas membuat Kris tersenyum senang. Ia tahu Jessica cemburu dan artinya dia menyukai Kris. BINGO!
"dia memang mantan pacarku. 2 tahun yg lalu. Lagipula dia sudah punya tunangan. Tenanglah! Jangan cemburu dulu, kau tetap punya kesempatan!" ujar Kris membuat Jessica refleks melayangkan tinjunya ke perut Kris.
"disgusting!" tegas Jessica meninggalkan Kris yg kesakitan.
Kris berusaha mengejar Jessica
"Jess. Wait!"
"apa lagi sih??" Tanggap Jessica ogah-ogahan.
"i love u!" bisik Kris pelan. Jessica mematung, membisu, serta takjub. Sampai Kris merengkuhnya dalam pelukan, barulah ia kembali normal.
"jangan bercanda, Kris!" tukas Jessica melepas pelukan Kris.
"i'm really not joking. Percaya Jes!" Kris berteriak meyakinkan Jessica. Akhirnya Jessica luluh, ia menatap Kris teduh
"i love you too. Tapi, kita takkan pernah bersatu. Maaf Kris. Aku harus pergi!" Jessica menunduk, ia tak tahan melihat Wajah kecewa Kris. Dengan berat hati, ia menjauhi Kris secepat kilat.
"apa yg salah, Jes?" lirih Kris yg tanpa ia sadari bagaimana airmata mengalir ke pipinya. Kris kecewa, sangat kecewa. Perasaannya benar-benar hancur sekarang. Padahal, Ia merasa tak ada yg salah. Mereka saling mencintai, dan apa lagi?
Kris frustasi.
Ia pikir, terus-terusan seperti ini hanya akan mengganggu masa depannya.
~
Kini Sudah 2 minggu Jessica tak melihat Kris di kampus. Hampa~ tentu saja, bahkan tak seorang pun selain Kris yg pernah mewarnai hari-harinya. Jessica bukan tak menyesal dengan keputusannya menolak Kris, but Life must go on.
[KRIS P.O.V]
2 minggu cuti kuliah membuatku semakin kelihatan buruk saja. Aku benar-benar gila dibuat gadis itu. Ia menangis di pertama kali kami bertemu. Dan pertemuan terakhir, akulah yang meneteskan airmata.
Ini gila!
"tuan muda, tuan besar menunggu anda di ruang kerjanya!" ujar ahjumma yg sempat menjadi babysitterku 2 dekade yg lalu. Aku pun segera menemui appa di ruang favoritnya itu. Aku tau, ini tentang hari besar keluargaku. Hari dimana aku sebagai generasi baru Wu family akan menerima warisanku di Kuil Wu. Rasanya ini berlebihan.
Akhirnya kutemui appa yg memberikanku sebuah senjata api. Bekal, katanya. Yah, ada-ada saja.
Baiklah, aku pun berangkat ke kuil dikawal 4 mobil polisi dan 5 bodyguard yg wajahnya membosankan.
Ayah menggantikan supir untuk membawaku ke Kuil penyimpanan wasiat itu.
Aku dengan agak malas-malasan mengikuti acara pembacaan wasiat Wu Hwan Hee, kakek leluhurku oleh pengacara keluargaku Han jong gi.
"dan pada generasi Wu ke-5, ku wasiatkan..." DORR!!! Tembakkan pistol memotong pembacaan pengacara Han. Aku ikut terlonjak kaget.
Tiga orang bertopeng abu-abu berhasil masuk ke kuil yg dijaga superketat itu.
Aku sendiri sudah kebingungan. Bodyguard membosankan itu langsung menghadapi 3orang bertopeng itu. Namun dalam satu tebasan samurai si bertopeng itu, 2 bodyguarku terjatuh lemas. Satu nya mendapat robekan di lehernya, satunya bagian perut yg hampir terbagi dua. Aku menelan saliva takut, untungnya 3 bodyguardku yg tersisa masih mampu beradu dengan 3 orang bertopeng itu.
"pergi dari sini, Kris. Temui appa mu. Cepat!" ujar pengacara Han seraya menodongkan pistolnya pada penjahat bertopeng itu. Ia menarik pelatuk nya dan meleset. Jadi, akupun berlari keluar kuil menemui appa.
Aku terkejut mengetahui appa menodongkan pistol pada seorang ahjussi seusianya
"tenanglah Wu Kyungsoo. Aku takkan melukaimu. Aku hanya ingin membalas dendamku dgn caramu menyakitiku. Kau membunuh istriku kyungsoo. Jadi, aku bukannya akan membunuhmu, tapi membunuh orang yg mencintaimu" ahjussi itu tampak mengintimidasi appaku. Ini tidak bisa dibiarkan.
"menjauh dari appaku!" aku berteriak membuat ahjussi itu menatapku, dan lantas tersenyum bodoh.
"hai Kris! Ingat ahjussi? Ah, tidak yah? Aku adalah suami dr orang yg telah dibunuh ayahmu." seru ahjussi itu, aku tak mengerti apa yg tlah terjadi antara appa dan ahjussi, tapi satu hal yg pasti, appa ku bukanlah namja sebejat pernyataan ahjussi ini.
"bersiap menemui ajalmu, nak!" ujar ahjussi itu mengeluarka senjata api nya yg sangat berbahaya. Spontan, aku mengambil pistol dari ayah dan langsung menembakkannya pada ahjussi itu. Tapi meleset, dan ia hanya tertawa dgn kepanikanku. Dan appa tersenyum lega. Tapi kenapa?
Aku salah, tembakanku bukannya meleset tapi berhasil menembus tubuh ahjussi yg kini terkulai lemas dan jatuh bersimbah darah.
"appa harus ke dalam!" seru appa bergegas masuk ke kuil, meninggalkanku yg Masih setengah kaget dengan pandangan dihadapanku.
"Appa!" jerit suara tak asing dari arah belakangku. Kulihat seorang bertopeng abu-abu mendekat, aku lantas menodongkan pistol padanya. Ia pun melepas topengnya. Dan betapa aku terkejut mengetahui orang bertopeng itu adalah Jessica Jung, Yeoja yg sangat kucintai. Matanya basah dan sorotnya begitu tajam. Ada apa ini oh Tuhan?
Apa Jessica adalah anak dari ahjussi yg baru saja kutembak?
"ayahmu tlah membunuh ibuku. Dan kau membunuh ayahku. Saatnya kau yg mati, Kris Wu!" teriak Jessica kalap. Jadi, ini alasan Jessica menolakku.
Jessica ikut menodongkan pistolnya. Sekarang aku dan dia sama-sama diambang kematian. Tinggal siapa yg lebih dulu menarik pelatuknya.
Jujur saja, ini terlalu berat, aneh, menakutkan, dan yg pasti menyesakkan dada. Aku mencintainya, itu masalahnya.
Perlahan, aku menjatuhkan pistolku. Aku tak ingin Jessica terluka. Gadis itupun menyeringai sadis.
"menyerah, huh??" tegas Jessica yg sekarang menempelkan ujung pistolnya di dahiku.
Namun, tiba-tiba airmata kembali menyeruak dari pelupuk matanya. Ia melunak, dan menjauhkan pistolnya.
DORR! Tembakan berbunyi, bukan.. bukan.. Bukan dari Jessica. Tapi appa yg menembak Jessica hingga ia tergeletak di tanah. Darah merembes dari kepalanya. Tidak! Tidak! Oh tidak! Jangan Jessica...
SRET! Seorang bertopeng lainnya menebas appa dari belakang dengan samurainya tepat didepan mataku. Jangan Appaku juga..
Aku shock sampai-sampai tak bisa berbuat apapun. Appa pergi, Jessica pergi, eomma tak peduli lagi. Segalanya hancur.
"maaf untuk appamu oppa Kris. Tapi itu belum cukup. Eomma, appa, dan eonni ku pergi. Jadi kau juga harus pergi!" ujar yeoja dibalik topeng itu. Aku tak takut lagi menerima kenyataan untuk berakhir disini.
SRET! Sakit... Dan hampa.
[AUTHOR P.O.V]
Krystal, adik Jessica itu menebas Kris hingga jatuh tergeletak ditanah bersimbah darah dengan posisi tangan yg menyatu dengan Jessica. Krystal pun membisu.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar